Sabtu, 27 Juli 2013

PROFIL : SUAGUS


Tenang dan cool demikian pembawaan hamba Tuhan yang satu ini. Lahir di Jakarta 16/8/72, ia diberi nama orangtuanya Suagus Gunawan. Ia memilih gadis pujaan hatinya Eviyy yang menjadi istri dan ibu bagi anak-anaknya. Mereka menikah pada tanggal 9/1/94, diberkati di GPDI Mahanaim. Keluarga ini dilengkapi Tuhan dengan sepasang buah hati Jesica dan Dave.

Lahir dari keluarga Katolik Suagus muda bertumbuh menjadi pemuda yang beragama Katolik semata. Ketika ia bertemu dengan calon istri ternyata jemaat GPDI. Hubungan mereka pada awalnya agak rumit karena orang tua pak Suagus kurang setuju mempunyai mantu dari GPDI. Menghadapi ini mereka memiliki taktik, yaitu bergantian ke gereja. Setelah melewati liku-liku berpacaran akhirnya mereka menikah di GPDI.  Selama pernikahan itu, tampaknya bagi seorang Suagus, kekristenan itu tidak ada apa-apanya. Jikapun ia pergi ke gereja GPDI bersama Istri, tak lebih dari ikut-ikutan semata. Namun ketika memasuki tahun 2007, terjadi reformasi dalam kehidupan.

 Suagus. Ia mulai terlibat pelayanan di GBI Rehobot pada tahun 2008. Hal itu terjadi ketika pada suatu hari mendengar cd khotbah Pdt. Erasutus Sabdono yang berjudul “Manusia Batiniah”. Rupanya kotbah itu mempengaruhi jiwanya, hingga terjadi metanoia dalam bathinnya.  Sebelum mengalami pembaharuan batin tersebut, pribahasa yang mengatakan “Jangan menilai Buku dari isinya” tepat bagi pak Suagus. Dibalik pembawaannya yang tenang, ternyata tersimpan gunung api yang bisa meledak dengan dahsyat. Beliau berkata, “Syukur bertemu dengan GBI Rehobot dan mendengarkan khotbah-khotbah bapak Gembala. Firman kebenaranlah yang mampu mengubahkan hati kita”. Beberapa gereja ia kunjungi, tetapi di Rehobotlah ia mengalami pertumbuhan yang nyata. Kini “Gunung Api itu sudah padam sama sekali”.

Liku-liku beratnya kehidupan ini pernah dilalui keluarga ini. Tangis dan tetes air mata menjadi kekuatan yang istimewa yang membentuk daya tahan iman keluarga ini. Menutup percakapan ini, pak Suagus memberitahukan filosofi hidupnya, “Jangan pernah berharap pada manusia, pasti akan kecewa; tetapi berharaplah pada Tuhan, kita takkan pernah kecewa.” Mengakhiri percakapan ini bu Eviyy berkata, “Selama melayani Tuhan, Tuhan tidak pernah berhutang kepada kita. Kami sekeluarga rindu semakin melayani Tuhan dengan tulus.” God bless.

Suagus bersama isteri dan putra-putrinya
 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar