Selasa, 18 Juni 2013

LOKASI K3R MINGGU INI : RABU 19 JUNI 2013, PUKUL 20.00 WIB


K3R- 1

Wilayah:     Boulevard Hijau, Harapan Indah 2, Bintara, Jakarta Garden City  dan Perumnas 1
Rumah Kel. Ibu Evi Sugiarto, Cluster Evolia 2. Blok HY 19 No. 7,  Harapan Indah 2.

 

K3R- 2

Wilayah:    Pejuang Jaya dan Harapan Indah 1
Rumah  Bp. Ucok Tobing, Pejuang Jaya Blok B. No. 153

 

K3R- 3

Wilayah:     Taman Harapan Baru
Rumah Kel. Bp. Gidion Simanjuntak/ Ibu Lidya, THB C4 No. 24. (021-88980067)

 

K3R- 4

Wilayah:   Puri Harapan, Wahana Harapan dan Pertanian
Rumah Kel. ibu Yuliana, Puri Harapan E12/18 (O21-96995300)

 
K3R-5

Wilayah:     Pesona Anggrek, Prima Harapan, Villa Anggrek  dan Tytian Kencana
Rumah Kel. Ibu Margaretha, Villa Indah Permai Blok H27, No. 23 (081808300046)

 

K3R-6

Wilayah:     PUP  Sektor, Taman Candra Baga
Ruko Aries, Blok A17 No. 10, Sektor 5 (081316933948)



K3R- 7
Wilayah:     PUP 1 Blok A,B,C,D,E,F,G
Rumah kel. Bp. Jaumar Siregar
 
K3R- 8
Wilayah:     PUP 2 Blok AC,AD,AE,AK,AF,
Rumah Bp. Joseph, PUP AL10/ 6 (021-91010497)
 
K3R- 9
Wilayah:     PUP 3 Blok G1, GG, HH, II, LL, MM
Rumah Kel. Bp./ib. Ramli, PUP Blok GG7/8 (021-8883201)
 
K3R-10
Wilayah:  PUP 4 Blok AL, AM,AN
Rumah Kel. Ibu. Ema, PUP Blok AM 23/12
 
 
K3R- 11
Wilayah:     Vila Mutiara Gading
Rumah Kel. Bp. Antonius, Taman Harapan Baru, Blok EE4/ 12A
 
 

 

Senin, 17 Juni 2013

PROFIL : NELSON PARULIAN TAMBUNAN


Posturnya gagah dengan kulit hitam manis dan wajah yang selalu klimis, tersenyum selalu manis demikian tokoh profile kita kali ini. Bernama lengkap Nelson Parulian Tambunan, lahir di Plaju – Sumatera Selatan pada tanggal 23 September 1961. Ia menikah dengan D boru Simanjuntak pada tanggal 22 Mei 1993. Dari pernikahan tersebut Tuhan mengaruniakan tiga orang anak yang bernama Filo Rendeva, Richie Andyllo S dan si bungsu Rahel Eunike Angelia.

Beliau menghabiskan waktunya di Plaju sampai tamat SMA. Kemudian ia tinggal di Bogor karena kuliah di IPB jurusan Tehnologi Pertanian. Sejak SMA Nelson, sudah tidak asing dengan dunia pelayanan. Ia merupakan pemain orgel (piano) di gereja HKBP Plaju. Ketika menimba ilmu di Bogor ia pun tetap aktif terjun dalam dunia pelayanan. Ia bersama-sama teman mahasiswa aktif dalam persekutuan doa, dan pelayanan di gereja HKBP yang ada di bogor. Keaktifan beliau dalam pelayanan didasarkan kepada kerinduan yang mendalam ingin mengenal Tuhan lebih intim lagi.

Tahun 1987 ia menyelesaikan studinya di IPB. Dengan modal keilmuan yang dimiliki dan semangat yang menggebu-gebu ambisinya cuma satu, ingin jadi orang kaya, dan tampaknya dengan dasar modal yang dimiliki, tampaknya ambisi tersebut pasti dapat diraih. Ia melamar pekerjaan disebuah perusahaan perkebunan PMA dan diterima di Tebing Tinggi, yaitu PT LONSUM.

 

Ia berangkat ke Tebing Tinggi dengan segudang impian yang merekah bak bunga matahari di pagi hari. Namun apa daya, oleh karena sesuatu, ia hanya tiga bulan di sana dan kemudian meninggalkan Tebing Tinggi, ia lalu mengarahkan hatinya ke Jakarta. Ia tiba di Jakarta dan beberapa pekerjaan sempat di jalani hingga akhirnya ia diterima di sebuah perusahaan Farmasi – hingga sekarang. Melengkapi kecakapan kerja, pak Nelson kemudian melanjutkan kuliah S2 jurusan Manajemen dan menyelesaikan pendidikan tersebut dengan gelar Magister Manajemen di STIE KALBE. Ia sempat terpuruk dan seperti “kehilangan Tuhan”, tetapi kemudian beliau bangkit lagi. Ia mencari-cari gereja yang dapat membawanya “menemukan” Tuhan. Pernah di GPDI dan melayani di sana.

Ketika orangtuanya mendengar ia bergereja dan dibaptis selam di GPDI, orangtuanya marah besar dan berkata, “Pergi sekalian ke Sungai Yordan”. Akan tetapi karena orang tua Pak Nelson melihat perubahan dalam kehidupan anak-anaknya, akhirnya merekapun beralih ke GPDI dan meninggalkan gereja lamanya.

“Saya mengakui, di Rehobot saya banyak mendengarkan Firman yang mengubahkan saya”, demikian ucap tokoh kita ini. Perjalanan dan pengalaman hidup yang sudah dilaluinya membuat jiwanya semakin matang di dalam Tuhan. Roma 8:28 menjadi kekuatan yang dahsyat yang membentengi dan menjadi penopang imannya. Ia memiliki motto dalam hidupnya, “Harapan itu adalah Hidup, maka jangan pernah kehilangan Pengharapan dan Hiduplah dalam Pengharapanmu.” Sebelum menutup percakapan ini, ia mengeluarkan satu lagi jurus ampuhnya, “Bukan beratnya beban itu yang membuat kita kalah, tetapi seberapa lamanya kita ‘menahan’ beban itu. Maka lepaskanlah bebanmu secepatnya.”

Nelson Parulian bersama putera-puteri saat makan siang bersama
 

Apa yang dimaksud dengan Hukum Tabur Tuai?


Berpijak pada pernyataan Paulus dalam Galatia 6:7: Jangan sesat, dalam teks asli Alkitab ditulis:  me planasthe (Μὴ πλανᾶσθε). Maka kita harus sungguh-sungguh berhati-hati terhadap fakta penyesatan berkenaan dengan hukum ini. Dalam terjemahan Alkitab New International Version diterjemahkan : be not deceive, dalam terjemahan Good News Bible diterjemahkan: do not deceive your selves. Terjemahan bahasa Inggris tersebut bisa diartikan sebagai: Jangan tertipu atau menipu diri sendiri.  Kata planasthe, dapat diterjemahkan astray yang berarti sesat atau di luar jalur yang benar atau jalan yang salah.  Jadi kalimat me planasthe bisa diterjemahkan not led be astray.


Pemikiran yang salah dalam diri kita itu merupakan potensi penyesatan yang harus diwaspadai. Kalau Tuhan sendiri yang memperingatkan itu berarti suatu bahaya besar akibat penyesatan tersebut. Oleh sebab itu betapa pentingnya kita mengerti kebenaran Firman Tuhan dan selalu mengalami pembaharuan pikiran setiap hari (Roma 12:2). Hukum tabur tuai ini mirip dengan konsep "karma" dalam suatu agama. Mirip bukan berarti sama persis. Hendaknya kita tidak menyamakan. Dalam hukum karma tidak ada solusi penebusan oleh darah Tuhan Yesus, tetapi dalam hukum tabur tuai masih ada penopangan, dimana Allah Bapa masih memakai tuaian yang kita tabur (sekalipun salah) menjadi alat untuk menyempurnakan kita. Di tengah penderitaan hasil taburan kita, selama kita masih mau mengasihi Tuhan, Dia akan menjadikan sarana untuk menyempurnakan kita. Kecuali kalau sampai mati tidak mau bertobat, maka semua menjadi sia-sia. Hukum tabur tuai adalah bahwa segala sesuatu yang kita lakukan mempunyai akibat. Kenyataan ini berangkat dari 2 hal:

 
Pertama, Allah adalah Allah yang telah memberi kehendak pilihan bebas kepada manusia. Dan Ia sendiri konsekwen dengan kebebasan yang telah diberikan itu. Sebagai buktinya, Allah meletakkan pohon ujian di taman Eden.  Oleh sebab itu 

Nasib manusia ditangan manusia itu sendiri.

Kedua, Allah adalah Allah yang adil yang menuntut pertanggungjawaban. Oleh sebab itu manusia adalah makhluk yang hidup dibawah bayang-bayang keadilan Allah. Itulah sebabnya  Tuhan Yesus yang disalib untuk memenuhi hukum keadilan. Pelanggaran harus mendatangkan hukuman. Dosa mendatangkan maut. Manusia yang berdosa harus menerima ganjaran. Tetapi Tuhan Yesus yang telah menanggung ganjaran hukuman. Dalam hal  inilah yang memuaskan hati Allah Bapa dalam menggenapi tuntutan keadilan Allah tersebut. Demikian pula dalam kenyataan hidup ini sekarang dibumi selagi kita masih hidup. Apa yang kita alami ada dalam koridor hukum tabur tuai. Orang yang bekerja keras pasti diberkati tetapi yang malas tidak pantas diberkati. Dengan penjelasan  ini maka dapat ditarik kesimpulan bahwa manusia adalah makhluk yang harus bertanggungjawab (Roma 14:12) atas hidupnya dihadapan Tuhan, yaitu atas semua perbuatannya. Konsep takdir yang sering kita dengar dalam pergaulan bukanlah konsep Alkitab, bahkan itu bertentangan dengan kebenaran Firman Tuhan. Manusia  bertanggungjawab atas perbuatannya sendiri. Keadaan manusia bukanlah hasil dari penentuan nasib atau takdir. Oleh karenanya dunia ini bukan panggung sandiwara, tetapi medan pergumulan antara memilih yang jahat atau yang baik. Keberuntungan atau kemalangan. Kehidupan atau kebinasaan. Tuaian dari apa yang kita tabur itu bisa kita tuai baik selama hidup dalam dunia  maupun sesudah mati (2Kor 5:10). Apa yang kita tuai persis seperti yang kita tabur. Perhitungan Allah tepat (a person will reap exactly what he plants). Oleh sebab itu kita tidak boleh hidup ceroboh. Dalam Galatia 6:7 Alkitab berkata: Allah tidak dapat dipermainkan, (no one makes a fool of God, God is not mocked). Manusia berurusan dengan Allah dan tidak dapat menghindarinya. Semua yang kita lakukan dalam hidup ini menimbulkan reaksi dan tindakan Allah atas diri kita. 

 
bersambung ....

PERJUANGAN IBU DEMI KELUARGA.

Ibu Rusli Nadeak bersama usaha mikronya.

“Jangan takut menghadapi hidup ini, walau berat tantangannya, jalani saja. Berdoa, bekerja, jangan putus asa. Ada Tuhan yang menolong kita setiap saat. Masa-masa sulit memang ada, tetapi pertolongan Tuhan tetap tersedia. Jangan bersungut-sungut, bergantung sepenuhnya pada Tuhan. Percayalah Tuhan tak pernah meninggalkan kita.”, demikian ungkap ibu Rusli Nadeak anggota K3R-9 kepada MEDIAK3R.

Kehidupan di Bekasi sudah sama dengan Jakarta, tingginya pertumbuhan penduduk membuat persaingan hidup di kota ini sangat ketat. Tetapi Jakarta tetaplah menjadi kota harapan bagi orang-orang yang ingin mengubah kehidupannya secara ekonomi, pendidikan dan alasan-alasan lain.


Hal ini pula yang mendorong ibu Rusli Nadeak untuk pergi dari kampung halamannya Siborong-borong. Setelah suaminya meninggal, pada tahun 2005, ia sangat kehilangan dan bingung. Ia menyadari dari segi kesehatan phisiknya, ia tidak sanggup bertani. Jika memakai buruh, dana untuk menggaji buruh tidak ada.

 

Akhirnya pada tahun 2007 ia ‘nekat’ merantau ke Jakarta, bersama dengan dua orang anaknya Eben dan Erni  yang pada waktu itu masih kecil-kecil (Sekarang Eben sudah bekerja sambil kuliah). Saudaranya melarangnya pergi dari kampung dan menyarankan untuk mencari suami saja.

Bu Rusli tidak menerima tawaran tersebut, tekatnya sudah bulat. Ia berangkat ke Jakarta dan untuk sementara menumpang di rumah adiknya di daerah Bekasi. Waktu itu rumah itu kosong. Ia tinggal di sana beberapa bulan hingga kemudian rumah itu terjual. Lalu bu Rusli mengontrak di daerah Kavling Penggalengan hingga sekarang.

 

Mula-mula yang dilakukan oleh bu Rusli adalah menjual jajanan kering. Ia membeli dari produsen, kemudian membungkusnya dalam plastic kecil-kecil. Kemudian dia menitipkannya di warung-warung. Ia melibatkan anak-anaknya yang kadang-kadang bekerja sampai jam 12 malam.

Usaha itu tak lama di kerjakan karena tetangga pada ikut-ikutan, akhirnya ia mulai membuka warung kecil-kecilan dirumahnya. Puji Tuhan, warung tersebut bisa berjalan walau modalnya sangat terbatas. Ketika ada program KRL (Kredit Lunak Rehobot) dari gereja untuk membantu jemaat yang kekurangan modal, bu Rusli mengajukan permohonan untuk meminjam. Permohonan beliau disetujui dan ia mengelola uang tersebut dengan bijak.

Hingga kini warung bu Rusli berjalan dengan baik, dan semakin berkembang. Sekarang anak-anaknyapun sudah besar. Semua kesulitan hidup yang pernah mereka lalui menjadi cerita indah. Mengapa indah? Karena disitulah terlihat pertolongan Tuhan bagi umatnya yang tak pernah putus asa. Ibu Rusli berkata, “Jangan takut menghadapi hidup ini, walau berat tantangannya, jalani saja. Berdoa, bekerja, jangan putus asa. Ada Tuhan yang menolong kita setiap saat. Masa-masa sulit memang ada, tetapi pertolongan Tuhan tetap tersedia.

 

Jangan bersungut-sungut, bergantung sepenuhnya pada Tuhan. Percayalah Tuhan tak pernah meninggalkan kita.  Lebih lanjut bu Rusli berucap, “Saya mengucap syukur pada Tuhan karena gereja mengadakan KRL untuk menolong jemaat. Saya merasa bahwa itu adalah uang Tuhan, maka saya selalu mengutamakan menyisihkan penghasilan warung untuk membayar bulanan saya.”

Puji Tuhan, kiranya kesaksian ini menjadi inspirasi bagi jemaat Rehobot THB. Kita perlu nekat untuk mempercayai Tuhan dan kita perlu tekat yang kuat untuk menjalani kehidupan ini dengan penuh tanggungjawab. Amin.

Ibu Rusli Nadeak dengan puterinya.