Minggu, 21 April 2013

Ringkasan Kotbah Minggu pagi 21 April 2013

Pdt. Lay Amin Filemon.

Merubah dari fokus kebutuhan lahiriah kepada fokus kepada masa yang akan datang.

Kej 1:
27. Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.
28.Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi."

Allah menciptakan manusia untuk memuliakan Tuhan. Dengan berkarya dan mengembangkan potensinya menahlukkan dunia menjadi corpus delikti, tetapi setelah manusia jatuh ke dalam dosa, manusia berfokus untuk memenuhi kebutuhan lahiriah.

Manusia jatuh kedalaman dosa karena 3 aspek:
- keinginan mata
- keinginan daging
- keangkuhan hidup.

Kej 3:
4. Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: "Sekali-kali kamu tidak akan mati,
5. tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat."
6. Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya.

Kej 2:
16. Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas,
17. tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."

Sekarang fokus hidup kita kembali kepada Allah bukan kepada makan minum pakai dan keangkuhan hidup.

1 Tim 6:
7. Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kitapun tidak dapat membawa apa-apa ke luar.
8. Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah.
9. Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan.
10.Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.

Fokus kita seharusnya adalah untuk kehidupan yang akan datang yaitu memuliakan Tuhan dengan pembaharuan budi dengan belajar firman Tuhan. Hanya firman Tuhan yang dapat merubah fokus hidup pemenuhan kebutuhan lahiriah kepada fokus kepada Allah.

Rom 12:
1. Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.
2. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.

Kita harus menyadari bagaimana mengembalikan kepada hidup yang diinginkan Allah.Kita harus memiliki iman untuk kehidupan yang akan datang.

Ibr. 11:1
Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.

LOKASI K3R MINGGU INI : RABU 24 APRIL 2013


K3R- 1

Wilayah:     Boulevard Hijau, Harapan Indah 2, Bintara, Jakarta Garden City  dan Perumnas 1

Rumah Kel. Bp.  Johanes/ Ib. Shanti, Cluster Harmoni, Blok HZ-8, No. 1. Harapan Indah 2 (08159994881)  

K3R- 2

Wilayah:    Pejuang Jaya dan Harapan Indah 1

Rumah  Kel. Bp. Ucok Tobing, Blok B, No. 123 (081210758657)

K3R- 3

Wilayah:     Taman Harapan Baru

Rumah Kel. Bp. Hisar Simanjuntak/ Ib. Elina, THB Blok J3  No. 5  (082122596767)

K3R- 4

Wilayah:   Puri Harapan, Wahana Harapan dan Pertanian

Rumah Kel. bpk  Pak Andreas Widodo, Puri Harapan D2/38 (O818241464)

K3R-5

Wilayah:     Pesona Anggrek, Prima Harapan, Villa Anggrek  dan Tytian Kencana

Rumah Ibu Pulisa, Pesona Anggrek, Blok F-3 no. 8, (0856 5824 1148)

K3R-6

Wilayah:     PUP  Sektor, Taman Candra Baga : Rumah Kel. Bp. Julister Sipayung, Kav. Taman Wisata, Blok D20 No. 3A Taman Duta (081382117931)

K3R- 7

Wilayah:     PUP 1 Blok A,B,C,D,E,F,G,  Rumah Ib. Mesi

K3R- 8

Wilayah:     PUP 2 Blok AC,AD,AE,AK,AF, Rumah Ibu Parti Ester, Blok AC 8/ 13

K3R- 9

Wilayah:     PUP 3 Blok G1, GG, HH, II, LL, MM : Rumah Kel. bp Jimmy, PUP CC4/ 15

K3R-10

Wilayah:  PUP 4 Blok AL, AM,AN : Rumah Kel. bp Rolan Simanjuntak, PUP Blok AM 3/ 4

K3R- 11

Wilayah:     Vila Mutiara Gading : Rumah Kel. Bp. Immanuel, VMG, Blok B6/ 7(92447015)

 

PROFIL : DIDIK KRISPURYANI


Koordinator K3R 6 ini, bernama lengkap Didik Krispuryani. Berasal dari kota yang sama dengan Presiden pertama RI – Soekarno, Blitar, Jawa Timur. Lahir tanggal 10 Mei 1970, anak bungsu dari enam bersaudara. Tahun 1999 ia menikahi pujaan hatinya Ester Rahmawati, dan dikaruniai Tuhan dua orang putri, Eraskha Paskalia Kristalen Diestony dan Madeline Lou Eta Diestony. Ketika remaja Didik sudah aktif berkecimpung dalam pelayanan. Talenta bermusiknya kembangkan dengan maksimal. Walau secara otodidak, empat alat musik, ia kuasai: drum/perkusi, piano, gitar dan bas. Hari-hari yang dilalui penuh sukacita : sekolah, ladang dan gereja. Hidup dengan sederhana di desa dan lingkungan gereja.

 

Lulus SMA tahun 1993 ia merantau ke Jakarta. Tujuan yang ada dalam benaknya adalah ingin mengalami pertumbuhan dalam iman.  Hamba Tuhan kita yang satu ini memiliki motto, “Saya hidup harus bekerja, tapi bukan pekerjaan yang membuat saya hidup. Yang membuat saya hidup adalah melayani Tuhan.”

 

Filosofi ini yang menggerakkan hidupnya untuk melayani Tuhan dengan semangat.

Ia tidak memilih-milih pekerjaan. “Kerja apa saja yang penting ada waktu untuk pelayanan.” Ia bekerja di pelabuhan Sunda Kelapa sebagai Kerani. Setelah itu “naik” menjadi Kolektor, hingga tahun 1996. Sambil bekerja ia bergabung di “PD Mulia” yang dipimpin oleh Bpk. Prayitno, dan di sana pula ia berkenalan dengan Pdt. Erastus Sabdono yang sering pelayanan bersama keliling Jawa.  Berbagai tantangan hebat menerpa biduk rumah tangganya. Tetapi semua persoalan itu dapat dilewati, hingga tahun 2004. Tahun 2005 ia menjadi tukang kredit pakaian di kantor-kantor. Tahun 2006 bergabung di perusahaan pakaian TNI. Tahun 2007 merintis konveksi hingga sekarang. Alasan merintis usaha diawali dengan “semangat yang salah” yaitu hanya ingin menunjukkan bahwa “saya bisa” kepada mantan bosnya.

 

Tahun 2009 ia kena musibah, tertipu oleh sebuah partai peserta pemilu. Tak cukup sampai di situ, tergiur dengan keuntungan yang besar, lagi-lagi proyek yang dikerjakan gagal. Kegagalan-kegagalan itu disikapi dengan tabah dan akhirnya membuka pintu pikiran dalam sudut pandang yang benar tentang kasih karunia Tuhan. Dulu pak Didik mengira kasih karunia seperti ini. “Bahwa Tuhan pasti bela, apalagi jika kita sudah melayani Tuhan. Tuhan tak mungkin biarkan kita rugi apalagi ditipu. Tuhan pasti mengobah karakter kita, kita diam saja dan pasif”. Ternyata tidak seperti itu harus ada perjuangan dan tanggungjawab dari kita. Kita harus menguasai keinginan.

Waspadalah: Pemahaman yang salah menghasilkan tindakan yang salah. Tidak semua pelayanan kita memuliakan Tuhan, sebab ternyata dalam pelayanan kita bisa melayani diri sendiri.

 

Bagaimana kita Menjaga Hati (Amsal 4:23)?


Pertanyaan :

Syalom Pak Pendeta, Bagaimana kita Menjaga Hati (Amsal 4:23)?

 

Jawab : Seseorang tidak menginginkan hartanya diambil atau dicuri orang lain, Tidak menginginkan orang lain merusak rumahnya, demikian halnya dengan tubuh. Tak seorangpun membiarkan tubuhnya sakit, jorok dan terluka. Itu sebabnya seseorang menjaganya dengan baik. Semakin bernilai sesuatu “barang” maka makin kuatlah penjagaan yang dilakukan. Apa yang bernilai bagimu ? Bernilaikah bagimu hati yang bersih ?

 

Kata “Jagalah dalam Amsal 4:23 artinya mengawasi untuk memelihara dengan selamat, mengontrol keluar-masuk, mengawasi untuk mencegah (seseorang) melarikan diri, melindungi dari kehancuran dan bahaya. Ada usaha atau kerja keras.

Dan ini sebuah perintah dari Tuhan. Kita harus menjaga hati untuk tidak melukai dan dilukai orang lain. Hati yang anti gores. Menjaga hati  dengan segala kewaspadaan. King James Version memakai kata diligence (kewaspadaan) yang berarti rajin. Jadi harus tetap rajin dan waspada menjaga hati ini. Kita mesti waspada mengawasi hati dimana dan kapan saja, sebagai harta yang mahal.

 

Pemazmur berkata :”Firman Tuhan senjata paling ampuh untuk menjaga hati, yang terperagakan dalam kelakuan. ( Maz 119:9-11).

Bagaimana ini bisa terjadi ? Ini bukan sekedar membaca Alkitab, mendengarkan kotbah. Tetapi mempelajari, merenungkan dan melakukan Firman Allah.

 

Inilah kelemahan banyak orang percaya saat ini sedikit sekali yang mau mempelajari Firman Tuhan. Membaca, memikirkan, menemukan apa yang menjadi jalan Tuhan bagi kita melalui Firman-Nya. Firman itu pelita bagi jalan, Firman itu memerdekakan kita. Kita harus menjadikan Firman Allah sebagai rule (aturan) dan mengaplikasikan dan menggunakannya. Cara/jalan hidup kita harus seperti cara/jalan hidup Yesus. Perhatikan bagaimana kamu hidup/kebiasaanmu (Ef 5:15). Ada kalanya dalam hidup ini kita memiliki masa-masa kebodohan (I Pet 1:14). Disinilah kita sering gagal menjaga hati. Kita bisa tergoda berdosa, mara-marah, memaki-maki, menyimpan dendam, dll. Hati-hati dan kenalilah masa-masa kebodohanmu. Ini bisa terjadi saat lemah.

 

3 Hal yang harus kita lakukan untuk menjaga hati Menurut Mazmur 119:11-13

 

1. Memperhatikan/mengamati Firman dengan merenungkan ( ay.15)

2. Menyimpan Firman dalam hati, tetap hangat dalam ingatan (ay 11)

3. Menceritakan/menyaksikan Firman kepada orang lain (ay. 13), melalui perkataan dan perbuatan kita

 

Selamat terus waspada menjaga hati !

Tuhan memberkati !

 

KUASA PERKATAAN ( Yak 3:9-12 )


 
 

A. Arti Kuasa Perkataan

Dari teks yang kita baca, perkataan disini menunjuk lidah dan mulut. Karena memang perkataan kita diucapkan lidah dan mulut. Mari kita perhatikan beberapa ayat dari kitab Amsal :

Ams 10:11      Mulut orang benar adalah sumber kehidupan, tetapi mulut orang fasik   menyembunyikan kelaliman.

Ams 18:21 Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan   memakan buahnya.

Ams 12:18      Ada orang yang lancang mulutnya seperti tikaman pedang, tetapi lidah  orang bijak mendatangkan kesembuhan.

Dari Ayat-ayat diatas, kita diberitahu bahwa “perkataan” kita memiliki “kuasa”, yaitu memberi kehidupan atau kematian, seperti tikaman pedang atau kesembuhan. Jadi kuasa perkataan disini bukanlah mantra yang bila diucapkan (berulang-ulang) maka ada kuasa yang mengerjakan sesuatu. Tetapi yang dimaksud dengan “Kuasa Perkataan” disini adalah bahwa ada konsekuensi, akibat dan dampak dari setiap perkataan yang kita ucapkan. Perkataan kita bisa menyakiti hati orang lain atau membuat marah orang lain namun dapat juga memberi semangat atau bahagia dengan kata-kata pujian. Perkataan kita dapat melemahkan iman orang lain namun dapat juga menguatkan iman orang lain.

 

Contoh kasus :

Berapa banyak pernikahan hancur atau terjadi perceraian karena suami-istri saling melukai melalui perkataan. Sebaliknya berapa banyak pula pernikahan semakin baik karena kata-kata pujian yang keluar dari mulut suami-istri. (dipuji satu kata dibalas satu kalimat)

Anak-anak sakit hati karena perkataan menyakitkan dari orang tua, demikian sebaliknya orang tua sakit hati karena perkataan anak– anak.

Jangan heran jika ada yang merusak tubuhnya bahkan bunuh diri.

Hubungan para pelayan Tuhan rusak karena perkataan.

 

Sekali lagi, Kuasa Perkataan disini bukanlah kuasa yang mengadung “GAIB”, atau seperti yang diajarkan “Positive Thinking”, yaitu perkataan kita jika kita perkatakan berulang-ulang akan menghasilkan kuasa. Jika ini benar maka akan sedikit saja orang yang jahat di bumi ini, karena semua kita memperkatakan orang lain jadilah manusia yang baik dan berkenan kepada Tuhan. Penginjilan jadi jauh lebih mudah.

 

B. Lidah atau Perkataan yang Tidak Konsisten.

Rasul  Yakobus gelisah melihat anak-anak Tuhan yang tidak memberikan pengaruh baik dalam hidup mereka, Yakobus melihat atau mendengarkan ucapan mereka tidak konsisten. Ayat 9-12 menyebutkan bagaimana bisa terjadi dari mulut yang satu keluar pujian bagi Tuhan dan juga kutuk bagi sesama. Seharusnya tidak boleh demikian kata Yakobus. Yakobus menegaskan lagi dengan analogi mata air dan pohon untuk memperjelas bahwa tidak boleh dari sumber yang satu keluar dua hasil yang berbeda.

 

Kita, anak-anak Tuhan yang telah ditebus dengan Darah Yesus, memiliki satu sumber yaitu Bapa, dan Bapa hanya memberikan yang terbaik, tidak ada yang jahat keluar dari Nya.

 

Nah, kalau kita anak-anak Bapa di sorga harusnya kita hanya mengeluarkan kasih, perkataan yang memberi kehidupan atau membangun orang lain. Jika tidak demikian berarti ada yang salah dengan diri kita atau something wrong.

 

WANITA YANG IKUT BERJUANG, DEMI KELUARGA.


 

Hapy, sosok wa-nita yang berju-ang untuk ke-luarga dengan tidak memilih pekerjaan yang harus di lakoni termasuk mem-bawa Odong-odong walaupun biasanya dilaku-kan oleh Pria. Hidup harus di jalani, tantangan yang ada bukan dihindari tetapi harus dijawab. Tidak perlu malu.”

 

Ibu yang bernama Hapy Stevani adalah anggota K3R 9. Tanggal 1 April 2013 yang lalu suami tercinta, Bapak Marta Sunarto telah dipanggil pulang Bapa kembali ke Surga dan dikebumikan di TPU Perwira. Proses pemanggilan yang sangat indah, di mana Tuhan mengirimkan Malaikatnya untuk menjemput pak Marta pada saat ia tidur dalam pangkuan malam yang lelap. Pagi itu bu Hapy bermaksud membangunkan suami yang kelihatannya masih tertidur pulas. Rencananya pagi itu mereka akan pergi kerumah sakit ataupun puskemas untuk berobat. Tetapi betapa kagetnya ibu Hapy karena sang suami tercinta sudah “tidak ada lagi”. Dari hasil pernikahan bu Hapy dan pak Marta, Tuhan mengaruniakan satu orang putri yang bernama Dewi Natalia. Kini Dewi sudah bekerja di sebuah perusahaan di Jakarta Sebelum meninggal, keseharian bapak Marta, dibantu sang istri berprofesi sebagai “penarik odong-odong”. Kerja keras dan kegigihan pasangan ini, menjawab tantangan hidup yang ada di depan mata. Mereka bukan orang-orang yang gampang mengeluh, tetapi orang yang mampu menciptakan solusi dengan kreatifitas yang tinggi diruang kehidupan ini.

Bu Hapy menuturkan bagaimana mereka menggulirkan kehidupan ini hari lepas hari. Sebelum menarik Odong-odong pak Marta bekerja di sebuah pabrik di daerah Teluk Gong. Kemudian mereka pindah ke Bekasi dan menumpang dirumah seorang teman beberapa bulan lamanya. Pak Marta dan Bu Hapy bekerja apa saja untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka sambil menyekolahkan putri semata wayangnya. Kondisi kesehatan yang rapuh membuat pak Marta tidak bisa lagi bekerja mengandalkan tenaga. Ia lebih banyak beristirahat dirumah, sementara bu Hapy bekerja menjaga anak di sebuah keluarga. Pada suatu hari ibu Hapy melihat seorang pria separuh baya menarik odong-odong. Hal itu memberinya ide. Menarik odong-odong kan tidak membutuhkan tenaga yang terlalu besar. Hal itu didiskusikan kepada suami. Pak Marta setuju.

Pertengahan tahun 2011, mereka bertemu dengan pak Asni yang menyewakan odong-odong dengan tarif 20.000 rupiah perhari. Hari pertama narik odong-odong ‘hanya’ dapat 27.000 rupiah. Hari kedua 43. 000 rupiah.

 

Melihat hal itu mereka memohon pada pak Asni agar uang sewa 15.000 rupiah saja.

Pak Asni setuju. Pada suatu hari mereka bertemu pak Rino yang menawarkan kredit odong-odong seken, plus sewa 15.000 perhari. Pak Marta setuju dan bekerja sangat giat. Dalam tempo 3 bulan, odong-odong yang dihargai 2.350.000 itu lunas dan menjadi milik pak Marta.
Kesehatan pak Marta semakin menurun, bu Hapy tidak tinggal diam, ia juga turut ambil bagian menarik odong-odong. Ibu Hapy menikmati profesinya ini. Dengan sederhana ia berkata, “Hidup harus di jalani, tantangan yang ada bukan dihindari tetapi harus dijawab. Tidak perlu malu.”

Berketepatan dengan perayaan hari Kartini ini, Ibu Hapy yang berjuang ditengah-tengah keluarga bisa menjadi kisah yang inspiratif memotivasi dan menggerakkan kita untuk berani menghadapi realitas kehidupan ini dengan sepenuhnya bersandar pada Tuhan. Amin.  (EDH)

 

Minggu, 07 April 2013

TANYA JAWAB : Apakah perubahan nama Saulus menjadi Paulus menghasilkan perubahan rohani bagi pribadi Paulus?





Pertanyaan :
Apakah perubahan nama Saulus menjadi Paulus menghasilkan perubahan rohani bagi pribadi Paulus? Mengapa ada nama tambahan dalam akte baptisan? Dalam tradisi beberapa suku, (Batak, Jawa) ada keyakinan bahwa mengubah nama seseorang akan menghasilkan perubahan keberuntungan (nasib) – misalnya si A selalu sakit-sakitan atau sial melulu, kemudian diganti namanya jadi si B dengan maksud supaya sehat. Apakah alkitab mengajarkan hal demikian? Terimakasih bapak Pendeta.



Jawab : Saulus seorang Yahudi dari suku Benyamin, dari golongan Farisi, melakukan hukum taurat tanpa cacat (Fil 3:4-6). Ia lebih maju dari teman sebayanya dan sangat rajin memelihara adat istiadat nenek moyangnya (Gal 1:14). Ia dididik dengan teliti oleh Gamaliel (seorang ahli taurat kenamaan dari golongan Farisi, anggota Makamah Agama di Yerusalem), sehingga ia giat melayani Allah.Namun kita melihat sebuah kenyataan yang mengerikan, seorang yang saleh giat melayani Allah namun berlaku kejam, tega menganiaya orang, baik itu pria maupun wanita. Kis 9:1 mengatakan hati Saulus berkobar-kobar mengancam dan membunuh murid-murid Tuhan. (band. Kis 26:10-11). Ketika Saulus hendak membawa surat kuasa dari Imam Besar ke Damsyik, agar bisa menangkap pria dan wanita yang mengikuti Jalan Tuhan. Ketika ia sudah dekat Damsyik, Tuhan memanggilnya dengan cara yang ajaib (9:3-6, 22:6-10). Sejak saat itulah Saulus bertobat. Menarik untuk kita perhatikan nama Saulus tetap dipakai sejak pertobatannya dalam Kisah Rasul 9 sampai Kisah Rasul 12. Sebutan Paulus pertama kali disebutkan dalam Kisah Rasul 13:9 "Tetapi Saulus, juga disebut Paulus, yang penuh dengan Roh Kudus..". Dalam Kis 13:9 inipun tidak dikatakan ada pergantian nama dari Saulus menjadi Paulus, tetapi disebutkan bahwa nama lain dari Saulus adalah Paulus. Saulus adalah nama Yahudinya dan Paulus adalah nama Romawinya, karena Paulus adalah warga negara Roma (Kis 16:37). Adapun Lukas, yang menulis Kitab Kisah Rasul menuliskan nama Paulus yang digunakan karena Paulus dipanggil memberitakan Injil kepada orang yang bukan Yahudi.



1. Mengenai kita sekarang bukan mengubah nama, tetapi menambahkan nama pada akte Baptisan, itu sah-sah saja. tetapi apakah akan mengubah nasib atau karakternya, itu hanya sebatas harapan. Perubahan tidak otomatis. Nasib atau karakter kita berubah, kitabyang memilih. Jiak kita hendak lebih baik pilihlah melakukan yang baik atau mulia. Hiduplah taat, jujur, tanggung jawab, rajin, berusaha keras, dan dengan pertolongan Tuhan hidup kita akan berubah.



2. Mengenai soal sakit-sakitan, pun dalam kekristenan tidak ada jadi sehat ketika nama diganti. Orang sakit-sakitan terus bisa saja ketika ia dulu dilahirkan bukan diserahkan kepada Tuhan tetapi pada kuasa gelap dan diberi nama oleh seorang dukun. Tapi ini tidak mutlak. Karena ada juga tentunya melakukan hal yang sama tetapi sehat juga.



Sakit-sakitan juga bisa disebabkan jarena kesalahan sendiri, yang tidak dengan baik menjaga kesehatannya. Misalnya dengan doyan merokok, minum-minuman keras, begadang, makan yang sembrono, hal ini tentu akan memberi peluang seseorang sakit sakitan. Untuk hal ini jika ia orang yang sakit-sakitan karena hal yang pertama diatas, bawalah untuk dilayani agar diputuskan dari kuasa gelap, setelah diputuskan orang tersebut harus sungguh sungguh bertobat dan memilih hidup yang Tuhan kehendaki. 

Tuhan Yesus memberkati!
















PROFIL : JONAS SIAHAAN




Bapak Jonas Siahaan lahir tanggal 3/8/49 di Pematang Siantar, Sumatera Utara. Ia menikah dengan Kontarina boru Hutasoit pada tanggal 23/12/74. Ibu Kontarina sudah lebih dahulu kembali kepada Bapa di sorga. Tuhan mengaruniakan 5 orang anak yaitu : Ernawati, Jony, Erwin, Fery dan Fernando. Saat ini beliau sudah memiliki 5 orang cucu.

Setelah tamat STM di Siantar, tahun 1970 pak Jonas pergi merantau ke Jakarta. Lima Tahun di Jakarta, ia tidak memiliki tujuan yang jelas. Ia kembali ke kampung dan memutuskan untuk menikah. Ini mungkin kisah cinta terkilat di dunia. Suatu kali ia pergi mengikuti pesta gereja. Bertemulah dengan pujaan hati. Dengan piawai, ia mengajak nona Kontarina menikah. Akibat rayuan maut-nya, sang nona akhirnya luluh. Maka pernikahanpun dilaksanakan. Dikira direktur, padahal  kondektur bis Arion.

Setelah menikah, mereka ke Jakarta memulai kehidupan. Mereka tinggal di Tanjung Periuk. Singkat cerita ada kerabat ibu Kontarina yang bekerja di Mabes Angkatan Darat. Melalui kerabatnya itu pak Jonas diterima bekerja sebagai PNS di TNI AD, dan pensiun sejak tahun 2006.

Sejak awal, kerohanian pak Jonas biasa-biasa saja – ia jarang pergi ke gereja. Tetapi ia mulai tersentuh semenjak anaknya yang pertama, Erna mulai ikut beribadah di sebuah gereja kharismatik di daerah Sunter Agung. Walau tidak melarang, pak Jonas tidak menyukai aktifitas ibadah yang dilakukan istri dan anak-anaknya tersebut karena bertepuk tangan, menangis, lompat-lompat. Hal itu berlangsung selama lima tahun. Hingga pada suatu hari, karena penasaran pak Jonas mencoba mencari tahu, apakah tepuk tangan itu alkitabiah atau tidak. Ia menemukan Mazmur 98:8 “Biarlah sungai-sungai bertepuk tangan, dan gunung-gunung bersorak-sorai bersama-sama”. Sejak itu ia mau ibadah di gereja tersebut, bahkan terlibat dalam pelayanan. Lima tahun beribadah di sana, iman pak Jonas tidak bertumbuh.

Masalahnya gembalanya Pdt. P.Panjaitan mengajarkan hal-hal yang bertentangan dengan alkitab. Misalnya pendeta itu menyuruh jemaatnya memuja dirinya, jemaat tidak boleh menikah diluar jemaat itu. Jika ada jemaat yang ke luar akan dikutuk Tuhan. Setelah bergumul dalam doa, akhirnya pak Jonas sekeluarga memutuskan ke  luar dari gereja itu. Mereka pindah rumah ke THB. Di sini ia berkenalan dengan gereja Naviri Sion yang dikemudian hari bergabung dengan Rehobot. Selama di Rehobot ia menemukan kebenaran yang terus menerus mendewasakan imannya dan menyelamatkan seluruh keluarganya. Mari mengenal kebenaran dan bertumbuh dalam Firman. Tuhan Yesus memberkati. 

 

ARTI SALIB BAGI ORANG PERCAYA


Manusia setelah kejatuhan dalam dosa me-miliki masalah yang sangat serius dan berat. Ada resiko dari dosa yang telah dilakukan, terpisah dari Allah. Manusia tidak bisa men-capai standar kesucian Tuhan.Dan manusia tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri, sekuat apapun ia berusaha.

Itulah sebabnya Allah Bapa mengutus Putra-Nya Yang Tunggal datang ke bumi dan men-jadi manusia untuk menyelesaikan masalah manusia tersebut sehingga manusia bisa di-kembalikan kepada rancangan Allah semula.


Menarik kita perhatikan bahwa sebelum di Salib, Yesus begitu luar biasa menunjukkan kuasa Allah. Ia menyembuhkan, alam pun tunduk padaNya, mati dibangkitkan dll. Dengan memperhatikan keperkasaan yang Yesus lakukan, sulit bagi kita menerima mengapa Ia bisa disalibkan ?

Tetapi demikianlah faktanya bahwa akhirnya Yesus menyerahkan diriNya ditangkap dan akhirnya mati disalibkan untuk keselamatan manusia.

Dengan demikian kita bisa melihat bahwa Yesus menyelamatkan manusia bukan dengan mujizat tetapi dengan penderitaan dan kematianNya.

Kematian Yesus di atas kayu Salib adalah kemenangan. Yesus sempurna melakukan misi yang diembanNya, mati di atas Kayu Salib. Yesus menunjukkan kekuatan dalam kelemahan di atas Salib. Bagi orang Yahudi merupakan batu sandungan, bagi non Yahudi merupakan kebodohan, tetapi bagi orang percaya Salib adalah kekuatan Allah.

 

Makna Salib bagi kita :

A. Dilihat dari Pihak Allah

1. Salib : Allah menggantikan kita dengan memberikan Yesus untuk menanggung hukuman akibat dosa (2 Kor 5:21).
Alkitab mencatat bahwa Yesus : dihina, dicemooh, dinista, direndahkan, dihujat, dijadikan terkutuk, dibuat jadi dosa kita harus melihat diri kita disitu. Lihat : Mat 27:31, Luk 22:63-65
 
2. Salib : Allah mengampuni kita (Ef 1:7)
3. Salib : Allah menebus kita (Kol 1:14)
4. Salib : Allah membenarkan kita (Rom 3:24)
 
Dengan kata lain, Allah adalah Allah Yang Maha Kudus, Ia rela jadi dosa agar kita dikuduskan; Allah Yang Maha Mulia rela jadi hina, agar kita jadi mulia, Ia rela jadi kutuk agar kita diberkati; Ia Allah Yang Maha Tinggi rela jadi rendah agar kita ditinggikan.
 
B. Dilihat dari pihak manusia.
Salib adalah  persekutuan dalam penderi-taan dan kematiaanNya ( Fil 3:10-11). Kalimat ini senada dengan pernyataan Tuhan Yesus yaitu Menyangkal diri dan memikul salib.
 
1. Menyangkal diri :
Menyangkal diri dimulai dari kesadaran bahwa hidupku bukannya aku lagi, tetapi Kristus yang hidup di dalam aku (Gal 2:20). Dari sinilah kita harus aktif menyangkali gairah naluriah (si aku) kemanusiaan kita.    Memadamkan segala ambisi pribadi. Orang lain punya ini, kita ingin, dll. Kita semua adalah orang yang telah salah asuh, mewarisi cara hidup nenek moyang dengan filosofinya yang salah (1 Pet 1:18-19).
Mematikan segala yang duniawi, mematikan segala keinginan daging, mematikan cara hidup yang sia-sia( Kol 3:5-10, Gal 5:19-21).
 
2. Memikul Salib
Salib bukanlah yang kita cari, tetapi Tuhan memberikan salib kepada kita untuk dipikul. Salib adalah menanggung penderitaan bukan karena kesalahan sendiri, tetapi menanggung penderitaan karena nama Tuhan. Salib adalah jalan kematian, tidak ada jalan balik. Jadi ketika Tuhan memanggil kita dan kita mau mengikut Dia, sejak saat itu kita sedang berada di jalan kematian.
 
Penutup
Dengan memahami Salib Kristus, kita semakin menghargai pengorbanannya dengan hidup benar dihadapan Tuhan, dengan cara menyangkal diri dan memikul salib.
Dengan rela masuk dalam penderitaan dan kematian bersama Kristus, dengan sendirinya kita akan mengalami kebangkitan, kehidupan yang kerkualitas, berkemenangan dan memiliki hidup seperti Bapa kehendaki sejak semula dalam rancanganNya, yaitu seperti Yesus
Menyangkal diri dan Memikul salib inilah pelayanan yang sejati kepada Tuhan.