Rabu, 03 Juli 2013

PROFIL : IMANUEL


Bernama Imanuel, lahir di Sukabumi 26 Feburuari 1964. Ayahnya Konghucu dan ibu muslim. Ia bungsu dari sebelas bersaudara. Menikah dengan putri Klaten, Sri Handayani yang lahir pada tanggal 1 April 1970. Pasangan ini megelola usaha kuliner di daerah Kelapa Gading.

Suatu saat, siibu mengalami sebuah peristiwa, yang menghantarkannya kepada Yesus. Kemudian hampir semua keluarga pak Imanuel menjadi Kristen - walaupun masih ada yang belum. Imanuel muda menghabiskan masa remaja dan pemuda di Sukabumi. Ia menjalani kehidupan anak muda dengan segala budaya nakalnya – nongkrong dll.

Suatu hari ketika asyik nongkrong, sebuah pikiran menyelinap di hatinya, “Kalau satu saat mati, bagaimanakah kesudahannya?” Pikiran ini mengganggu-nya. Kegentaran dan ketakutan membuatnya meninggalkan kebiasaan merokok dan nongkrong. Suatu hari ia melihat Pdt. Yahya mencuci baju di gereja.

Ia bertanya mengapa Om pendeta mencuci baju sendiri, si Om berkata, “Anak Tuhan harus kerja keras, tidak boleh manja”. Keteladanan si Om mem-pengaruhi jiwanya. Ia bertekad tidak lagi minta uang kepada koko atau cici.

Kemudian ia berjualan kue. Sekian tahun usaha itu dijalani, cicinya mengajak ke Jakarta untuk membuka restoran di Kelapa Gading dan berkembang. Tetapi jalan tak selalu rata, sesuatu terjadi antara mereka. Akhirnya ia keluar dari restoran dan membuka usaha sendiri. Tidak mudah memang, mengalami krisis keuangan, tapi mereka terus bertahan dan hingga kini tetap mantap karena Immanuel (Tuhan beserta kita).

Walau hingga kini mereka belum dikaruniai anak, hal ini tidak mempengaruhi kemesraan mereka. Inilah resep perkawinan mereka, “Antara suami – Istri harus saling tolong menolong untuk mengingatkan bahwa mereka harus fokus pada Tuhan bukan pada yang lain. Di bumi bersama kelak di Surgapun akan bersama-sama. Orang yang sukses adalah orang yang berkenan pada Tuhan, bukan karena apa yang mereka miliki. Dan orang yang gagal adalah orang yang ditolak Tuhan, sekalipun mereka memiliki seluruh isi dunia ini. Tetap semangat, rajin dan muliakanlah Tuhan Yesus dan melayani Dia setiap saat.”



Imanuel bersama isteri.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar