Minggu, 18 Oktober 2015

MEMPERLAKUKAN TUHAN SEBAGAI PRIBADI YANG HIDUP

Pembacaan Alkitab: Yakobus 2:14- 26
Nats Alkitab             : 
Yakobus 2:17: “ Demikian juga halnya dengan iman: jika iman itu tidak disertai dengan perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati”




Mempercayai eksistensi atau keberadaan TUHAN di tengah-tengah dunia modern seperti sekarang ini tidak mudah, karena Semakin banyak pemikir-pemikir dan kaumintelektual yang menganut faham nihilistis . Faham ini menyatakan bahwa dewa-dewa atauallah tidak ada atau tidak perlu ada. Keberadaan TUHAN harus dapat dibuktikan atau diverifikasi secara sains, jika keberadaan-Nya tidak dapat dibuktikan maka keberadaan TUHAN non-sense. Faham seperti ini akan melahirkan para pemikir bebas atau free thinkeryang menganggap kepercayaan kepada TUHAN adalah suatu kebodohan. Selain kita dibesarkan dalam lingkungan ateis, kita juga berada di lingkungan ateis praktis yaitu orang-orang beragama namun kelakuan mereka membuktikan bahwa mereka adalah kelompokmanusia yang menyangkal secara mutlak keberadaan Allah. Ironisnya kelakuan mereka bahkan lebih buruk dari para ateis.


Hal ini dibuktikan dengan faham-faham tertentu dari suatu agama, namun pada kenyataannya tidak menghargai hak asasi dan kebebasan orang lain dalam memeluk agama yang dianutnya (intoleran). Kekerasan secara fisik sampai tingkat di luar batas kemanusiaan dilakukan oleh orang-orang yang mengaku dirinya sebagai manusia yang beragama dan berTuhan. Namun kenyataannya yang diperagakan menunjukkan mereka tidak berTuhan.Kedua perilaku seperti ini membuat hati nurani mereka menjadi gelap sehingga membuat mereka tidak akan dapat memahami kebenaran Allah (Matius 6:22; Lukas 11:34). Orangyang tidak percaya adanya Tuhan dan beragama namun namun hanya teoritis saja akanmengundang Iblis mendominasi seluruh kehidupannya. Orang-orang seperti ini tanpa sadarmengikatkan dirinya dengan kuasa kegelapan sehingga pada akhirnya akan menjadimempelai abadinya.


Sebagai orang percaya keyakinan akan Allah tidak cukup sebuah pengakuan bibir saja. Pengakuan ini haruslah diekspresikan secara konkret dalam kehidupan. Dalam hal iniYakobus berkata bahwa iman tanpa perbuatan pada hakikatnya adalah mati (Yakobus 2:14- 26). Perbuatan seseoranglah yang menghidupi imannya. Seharusnya orang yang percayakepada Tuhan merealisasikan kepercayaannya semakin jelas dalam perilakunya secarakonkret. Tetapi pada kenyataannya, seringkali kita tidak memperlakukan Dia sebagai Pribadiyang hidup. Dari mulut bisa saja seseorang mengaku percaya adanya Tuhan, tetapi dalamhidup dan kelakuan sehari- hari tidak menunjukkan bahwa ia mengakui adanya Tuhan. Inilahyang disebut ateis praktis. Mereka adalah kelompok orang yang tidak menganggap Allah sebagai Pribadi yang patut dihormati. Mereka bersikap tidak peduli, acuh tak acuh terhadapTuhan. Karena Allah tidak kelihatan, tidak dapat dijamah dan tidak dilihat dengan matajasmani, maka Ia diperlakukan atau dianggap tidak ada.


​Dalam hal apa dan bagaimana seseorang tidak memperlakukan Allah sebagaiPribadi yang hidup? Dalam hal (1)ketika mereka hidup tidak sesuai dengan kehendak Tuhan, yang berarti mereka tidak memedulikan perasaan Tuhan. Selain itu, (2)ketika mereka merasakhawatir, takut, cemas dalam menghadapi segala persoalan hidup. Sebab kekhawatiran, ketakutan, kecemasan adalah bahasa orang yang tidak percaya. Seolah-olah Tuhan tidak adaatau kalau percaya Allah itu ada mereka menilai bahwa Allah tidak bertanggung jawab atashidup manusia sebagai ciptaan-Nya, terlebih sebagai anak-anak-Nya. Kalau seseorangmenganggap Allah tidak mau tahu dengan kesulitannya, maka sebagai akibatnya seringkali ialebih bersandar dan bergantung kepada obyek lain dan mulai membelakangi Tuhan. Seseorang dikatakan membelakangi Tuhan adalah ketika iadalam menghadapi danmenyelesaikan persoalan, tidak melibatkan Tuhan di dalamnya. Sebagai orang percaya kitaharus percaya bahwa kuasa Tuhan tetap nyata dan tidak terbatas. Tidak ada perkara yang mustahil bagi-Nya.Ia adalah Allah yang tidak berubah, dahulu sekarang sampai selama-lamanya. Namun demikian perlu ditambahkan di sini bahwa melibatkan Tuhan bukan berartimengurangi tanggung jawab dan kerja keras kita.


​Apa yang pernah Allah lakukan dalam sejarah dan sebagian ditulis oleh Alkitabjuga Allah kerjakan pada zaman kita di abad komputer ini. Ini berarti manusia modern bisamengalami Allah secara riil. Ia tidak berubah (Ibrani 13:8). Dia adalah Penguasa yang tidakkelihatan yang menentukan segala sesuatu. Pemerintahan dan kuasa-Nya tidak terbatas, dibumi dan di surga (Matius 28:19-20). Dia adalah Allah yang hidup, nyata, riil dan ada. Diaadalah sahabat yang dapat dan mau dimintai pertimbangan. Ia adalah Pribadi yang berperasaan. Itulah sebabnya kita harus menjaga dan menghormati perasaan-Nya.Dia jugaadalah Bapa yang dapat dan mau mencukupi kebutuhan anak-anak-Nya, menghibur, menguatkan, menyembuhkan.Dia adalah pemelihara sempurna, Juru Selamat atas setiappergumulan hidup ini. Oleh sebab itu harus ditegaskan bahwa hendaknya kitamemperlakukan Dia sebagai Allah yang hidup. Orang yang memperlakukan Allah sebagaiAllah yang hidup, pasti berusaha untuk bisa melayani Dia dengan segala kekuatan dankekayaan serta potensi yang ada padanya, tanpa batas.

FOKUS YANG BENAR


Rasul Paulus dalam suratnya berkata: "Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul” (1Kor. 9:26). Dalam tulisan ini Paulus menggambarkan dirinya seperti seorang pelari di dalam arena dan petinju yang sedang berada di ring tinju. Ia tahu persis bahwa seorang pelari tidak boleh berlari tanpa tujuan yang pasti demikian juga dengan seorang petinju, ia tidak boleh sembarangan memukul tetapi harus memperhatikan arah atau fokus yang tepat. Untuk itu arah sangat penting, bukan hanya kecepatan tangan atau langkah kaki yang harus dimilikinya, tetapi juga arah langkahnya. Hidup ini adalah sesuatu yang sangat hebat, pergumulan yang luar biasa, artinya sesuatu yang harus digumuli secara serius. 

Bagi manusia pada umumnya, garis fisnish hidupnya adalah kematian, dan setelah itu mereka tidak tahu apa yang akan terjadi secara pasti. Tetapi orang percaya harus memastikan apa yang harus mereka raih setelah menjalani hidup ini. Itulah sebabnya selain menjadi anggota masyarakat yang baik, orang percaya harus mengumpulkan harta di surga (Mat. 6:19-20).

Mengumpulkan  harta di surga artinya adalah  kegiatan hidup yang tidak umum atau yang tidak dilakukan oleh orang yang tidak menjadi umat pilihan. Kegiatan apakah itu? Kegiatan itu adalah USAHA UNTUK MENJADI MANUSIA YANG SEMPURNA SEPERTI TUHAN YESUS. Sempurna dalam segala hal yang kita lakukan. Sempurna dalam perkataan, sempurna dalam pola makan, sempurna dalam kejujuran, sempurna dalam menepati janji, sempurna dalam kehidupan seks, sempurna dalam bekerja dan mengembangkan diri, sempurna sebagai ayah, sebagai ibu dan lain sebagainya. Hal ini menuntut perjuangan yang sangat berat. 

Jadi, SUKARNYA PERGUMULAN itu bukan terletak pada sukarnya mencari nafkah, sukarnya mempertahankan reputasi, membela harga diri dan nama baik, mengokohkan kedudukan dan kekuasaan dunia, tetapi pada usaha menjadikan semua kegiatan hidup kita menyukakan hati Tuhan.Melalui berbagai kegiatan hidup tersebut kita memberi diri digarap oleh Roh Kudus untuk menjadi sempurna. Inilah arah hidup yang benar.  Seseorang yang arah hidupnya sudah benar, ia harus terus bertahan untuk ada pada jalur yang benar, ia tidak boleh menyimpang kekanan atau kekiri. MENYIMPANG artinya TIDAK MENGERJAKAN SEMUA DENGAN BAIK BAGI KESUKAAN HATI TUHAN. Dengan demikian, dalam menjalani hidup ini kita bukan hanya menjadi manusia normal seperti yang lain, tetapi menjadi manusia yang luar biasa. Hal ini sesuai dengan panggilan yang Tuhan Yesus berikan agar kita memiliki hidup yang luar biasa (MORE EXCELENT, MEMPESONA) (Mat. 5:20). Tuhan Yesus menghendaki orang percaya memiliki kehidupan yang luar biasa atau sempuna; dikatakan dalam ayat itu bahkan melebihi tokoh-tokoh agama pada waktu itu.