Sabtu, 04 Mei 2013

PROFIL : EDWIN SIHALOHO


Lahir di Sidikalang, tanggal 24 April 1969, pagi jam 2 dini hari. Demikian asal mula keberadaan coordinator K3R 7 yang bernama Edwin GS. Tak pernah merencanakan diri untuk menjadi seorang pendeta – jangankan merencanakan, memimpikan pun tidak. Jika hari ini beliau menjadi pendeta itu semua kasih karunia Tuhan semata.

Anak ke 4 dari tujuh bersaudara, sebenarnya cita-citanya sederhana saja, pengen jadi seorang guru SD, tetapi sang ibu yang berprofesi sebagai guru SD melihat pada zaman itu penghasilan seorang guru yang kecil, maka ia berusaha meyakinkan si anak untuk mengganti cita-citanya. Si ibu dan ayah menyarankan agar Edwin muda mengganti cita-citanya. Tetapi apa daya, keuangan mereka terbatas karena harus menyekolahkan tujuh orang buah hatinya.

Selepas SMA, Edwin bekerja di sebuah perkebunanan di Tebing Tinggi, Sumatera Utara. Pada suatu hari ia terkena tetanus dan sampai stadium 3. Jika terlambat 5 menit lagi saja – tidak dirawat di RS, beliau pasti sudah pesiar ke planet lain – alias tak ada lagi di dunia ini dan kisah inipun tidak akan pernah ada. Tuhan memberi kesempatan hidup, setelah 40 hari di rawat di RS, akhirnya beliau pulang.

Mengenang kejadian tersebut, Edwin bertutur, “pada hari keduapuluh, di saat masa krisisnya telah lewat, ia pernah menulis sebuah doa di buku diary,  “Tuhan, jika aku pulang dengan sehat, aku mau melayani Tuhan…” . Tetapi doa itu dilupakan dengan cepat, ia segera sibuk dengan dunianya.

Melakukan hal-hal yang tidak mempermuliakan Tuhan. Sampai kemudian Tuhan menuntunnya untuk memenuhi janjinya. Kristen sejak kecil tidak menjamin mengenal Tuhan dengan benar – itu bukan semata kesalahan jemaat. Gereja harus bertanggungjawab untuk “mencomblangin” umat dengan Tuhan (2 Kor.11:2). Gereja harus mampu mempertunangkan umat kepada Tuhan, sehingga umat benar-benar mencintai Tuhan.

 
Saya bersyukur menjadi bagian pelayan Tuhan di GBI Rehobot yang memiliki visi seperti yang Alkitab ajarkan, yaitu “Membangun umat Kerajaan Allah Dalam Kebenaran.” Saya juga bersyukur bisa mengenal dan bersahabat dengan Pdt. Judika Sihaloho, yang tulus melayani Tuhan, serta teman-teman sesama coordinator K3R dan wakilnya. Hal ini menjadi api yang membakar gairah untuk lebih lagi sungguh-sungguh melayani Tuhan.

Dulu cita-citaku hanya jadi guru SD, tetapi sekarang Tuhan membawaku lebih lagi, Dia mempercayakanku menjadi seorang Dosen, guru bagi calon pendeta di STT, di Jakarta dan di Bekasi. Mari melayani Tuhan dengan Tulus atau paling tidak mari kita belajar untuk melayani Tuhan dengan tulus. Terakhir, Tuhan juga memakai orang jomblo, kok.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar