Rabu, 08 Mei 2013

MEMILIKI HATI YANG PEDULI


A. Pendahuluan

Kita tidak bisa memungkiri manusia itu memiliki kodrat tidak mau dikekang, tidak rela hidupnya dibatasi dari kemauannya. Dengan kata lain manusia itu maunya harus untuk kepentingan dirinya, keuntungan dirinya. Hidupnya hanya memikirkan dirinya, bagaimana agar hidupnya senang dan nyaman. Ia tidak pernah memikirkan orang lain.

 

Mereka yang ekonominya kuat

Mereka hanya memikirkan bagaimana bisa menikmati fasilitas yang dimilikinya, atau uangnya yang banyak. Hari ini mau kemana, besok kemana, lihat tanggal libur kemudian pergi berlibur ke luar kota atau ke luar negeri, beli barang-barang kesukaan, dll.

 

Hari-harinya pergi berbelanja, ganti barang sesuka hati tidak peduli harganya mahal atau tidak, butuh atau tidak, penting atau tidak penting, yang penting suka.

 

Demikianlah hidupnya atau gaya hidupnya. Mereka tidak pernah peduli kepada orang lain, tidak peduli kepada pekerjaan Tuhan.

 

Ia tidak pernah berkata : “Tuhan apa yang bisa kuperbuat bagi orang lain dan Kerajaan Tuhan dalam kekayaanku ?”

Apalah artinya seseorang punya banyak tetapi hanya untuk dirinya sendiri. Kerja keras dan mendapatkan banyak tetapi hanya untuk diri sendiri, tidak ada yang dapat dibanggakan dari orang seperti ini karena memandang yang dia punya milikny dan hanya digunakan untuk dirinya (band. Luk 12:13-21)

 

Mereka yang ekonominya lemah

Mereka yang ekonominya lemah atau miskin pun sama saja. Ia juga hanya memikirkan diri sendiri, mengasihani diri sendiri. Ia hanya bertanya :”Mengapa nasibku begini ? mengapa aku dulu memilih suami yang “bokek” sehingga hidupku pun jadi bokek, coba aku pilih yang kaya kan aku jadi kaya juga, tidak susah seperti sekarang ini.

 

Pikirannya berkhayal dan berkata : “coba aku punya banyak uang, aku pun bisa beli ini dan itu, pergi kesana atau kesini.

 

Mereka pun tidak pernah memikirkan orang lain dan pekerjaan Tuhan. Ia tidak pernah berkata kepada Tuhan : “Tuhan apa yang bisa kuperbuat bagi orang lain dan KerajaanMu dalam keminiskinanku ?”

 

Sebagai anak-anak Tuhan yang telah banyak belajar Kebenaran Tuhan, kita harus sudah semakin sedikit memikirkan diri sendiri. Kebenaran telah bertahun-tahun kita dengar yang mengajar kita agar hidup tidak untuk diri sendiri tetapi untuk Tuhan dan dibuktikan dengan peduli kepada orang lain, mengasihi sesama (Mat 22:37-39) harus sudah menggores dalam di batin kita. Inilah yang memampukan kita tidak egois lagi.

 

B. Belajar Peduli

Peduli adalah sebuah tindakan kasih. Peduli terhadap orang lain adalah sebuah keputusan yang didasarkan pada kemauan kita. Ini tidak ada hubungan suka atau tidak suka. Tuhan tidak pernah mengajarkan : “Pedulilah kepada orang yang anda sukai”. Tuhan ajarkan : “Pedulilah kepada sesamamu”.

 

Apakah saudara peduli dengan pekerjaan Tuhan ? Misalnya dengan gereja kita, apakah kita peduli dengan kebutuhan gereja kita, atau yang dibutuhkan gereja kita demi kelangsungan pemberitaan Kebenaran Tuhan dan demi keselamatan orang lain ? Mari kita memikirkannya bersama dengan jujur dihadapan Tuhan.

 

Mulailah dari sekarang untuk “peduli”. Karena dengan demikianlah kita bisa dirasa oleh orang lain. Jangan kita hanya mau merasa, tetapi tidak mau dirasa. Mulailah dari keluarga kita masing-masing, lingkungan kita atau komunitas gereja kita.

Mungkin selama ini kita hanya mau merasa kebaikan Tuhan, perhatian orang lain, tetapi tidak pernah berusaha agar kita dirasakan oleh orang lain dan dirasa oleh Tuhan (dinikmati oleh Tuhan)

 

C. Belajar dari Yesus

 

Dalam Markus 6:34-38 kita juga melihat belaskasihan Yesus Belas kasih adalah bukti kepedulian. Ketika Yesus melihat orang banyak, tergeraklah Yesus oleh belas kasihan karena melihat mereka seperti domba yang tak mempunyai gembala (Mrk 6:34),  kemudian Yesus memberi mereka makan, karena mereka butuh roti.

 

Tuhan Yesus melibatkan murid-murid dalam memberi makan orang banyak Kamu harus memberi mereka makan (Mrk. 6:37) Berapa banyak roti yang ada padamu (Mrk 6:38)

 

D. Apakah saudara mau peduli ?

Mulailah dengan apa yang ada pada saudara ? Apa yang saudara punya ? uang, tenaga, waktu, dll Berikan apa yang saudara punya kepada Yesus dengan tulus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar