Selasa, 21 Mei 2013

PROFIL : ARYA DARMA SANTOSO


Perawakannya yang “subur” membuat Koordinator K3R – 8 ini tidak mudah mencari persembunyi yang aman, andaikan dia diajak main petak umpet. Murah senyum dan ramah menjadi cirri yang menandai keberadaan beliau. Suami dari Desy Susanti  ini bernama lengkap Arya Darma Santoso (Arja), merupakan putra bungsu dari 8 bersaudara. Ia lahir di Jakarta 30 September 1965. Mereka menikah pada tanggal 23 September 1995. Tuhan memberi dua anak kepada mereka, yang pertama bernama Natasha Theola (tasha), yang aktif melayani sebagai pemain tamborin dan yang bungsu bernama Yoel Immanuel (Yoel).

Pak Arja bukan dari keluarga Kristen, orangtuanya adalah pengnur Kong hu Chu. Ketika kakak perempuannya nomor dua menikah dan menjadi Kristen, Arja kecil sering ikutan sekolah minggu di GBI Hosana Kana, di Kepu Dalam, Kemayoran. Ketika ia menginjak usia remaja ia tidak aktif lagi ke gereja. Orang tuanya tidak pernah memaksa dan tidak mengarahkan. Setelah tamat STM ia kemudian bekerja sebagai marketing di perusahaan obat nyamuk Antelop dan sering keluar kota.

Tahun 1987 ia bertemu dengan calon pujaan hati yang merupakan tetangga rumah. Mereka berpacaran. Desy dan keluarganya adalah muslim. Pada Tahun 1990 an ibunda pak Arja bertobat dan dibaptis di GBI Hosana. Akhirnya Arja kembali aktif ikut gereja. Ia mengajak Desy ke gereja. Pada suatu hari Arja mengajak Desy untuk mendoakan kakak yang sakit kanker rahim. Melihat kekompakan orang Kristen berdoa untuk orang sakit, membuat hati Desy tergerak untuk menerima Yesus. Desy pun ikutan untuk melayani menjadi usher di gereja.

Tahun 1993 Arja bekerja di Bank Mashill. Keluarga Desy tidak bisa terima dengan keputusannya menjadi Kristen, tekanan mental dan pisik di alami Desy, tapi semua itu tidak membuat niatnya undur. Ia bertahan sampai mereka menikah tanpa dihadiri keluarga Desy. Tahun 1997 Pak Arja di PHK dari Bank Mashill. Ia dipecat dan dijadikan “Kambing Hitam”. Pada waktu itu mereka sudah punya anak satu Tasya. Melihat peristiwa ini Pak Arja dan Desy marah sama Tuhan karena merasa dibiarkan Tuhan. “Di mana pertolongan Tuhan, Saya tidak salah, kenapa Tuhan membiarkan saya difitnah?” Dalam kemarahannya selama dua tahun mereka tidak pergi ke gereja. Mereka bersekutu dengan keseatan.

Selama dua tahun itu, ekonomi mereka hancur, kerohanian mereka hancur, tetapi Tuhan tidak membiarkan selamanya anak-anakNya terlantar. Jauh di dalam lubuk hatinya pak Arja selalu mendengar suara yang menggilnya untuk kembali ke gereja dan kembali ke Tuhan. Tapi ia mengeraskan hatinya. Desy pernah menjadi sales panci door to door dengan penghasilan 100.000/bulan.

Pada suatu hari Arja kecelakaan di tabrak angkot di depan GBI REHOBOT. Sebulan kemudian, tasya sakit, disusul oleh Desy.  Rupanya ini menjadi “lonceng” peringatan dari Tuhan untuk memanggil si anak yang hilang. Pa Arja kembali datang pada Tuhan. Mengenang itu pak Arja berkata, “Ternyata Tuhan tidak pernah meninggalkan kita, sekalipun kita meninggalkan Dia. Ia memanggil kita, tetapi kita terlalu tuli untuk mendengarkan panggilan Tuhan.” Sejak itu suami-istri ini berkomitmen untuk mencintai Tuhan dengan sungguh-sungguh dan tidak akan menyakiti hati Tuhan lagi. “Apapun yang terjadi saya mau mengasihi dan melayani Tuhan” Ekonomi mereka mulai membaik. Tahun 2003, pak Arja di terima bekerja di PT IMAX – hingga sekarang.

Arja bersama isteri, putera dan puterinya.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar