Minggu, 27 Januari 2013

PROFIL : INDRA JOHANSYAH


Bernama lengkap Indra Johansyah. Bapak 3 orang anak, beristri satu dan bercucu 5 orang ini, lahir di Jakarta tanggal 16 September 1956. Pria murah se-nyum ini mempersunting Rianti Prayitno pada tanggal 4 Desem-ber 1977. Putra tertua bernama Ronald BY, ke-dua Raymon BY dan Rosita Permata Yohansyah. Kelima orang cucunya adalah : Michael, Michelle Mercyana, Messy, Jasmine dan Christian.

Terlahir dari keluarga Budha, Indra muda menganut agama leluhurnya tersebut. Namun, ada kegelisahan yang mendalam dijiwanya untuk mencari kebenaran sejati. Pencarian itu membuatnya “bereksperimen” dengan imannya. Tahun 1987 ia mencoba menemukannya di pesantren. Lalu mendalami Budha Jepang. Tetapi itu semua tidak memberi jawaban di hatinya. Sementara itu sang Istri yang adalah Katolik, tidak henti-hentinya berdoa dan mengajak Pak Indra untuk beribadah ke gereja. Tetapi pak Indra selalu memberi jawaban yang mencibir, “Ntar aja deh saya ke gereja di Tahun Kuda”. Sebuah perkataan yang hanya pak Indra saja tahu artinya. Hampir setiap malam ketika pak Indra tidur bu Rianti sambil tumpang tangan, mendoakan suami tercinta. Tipikal pekerja keras, beberapa hari setelah menikah, pasangan ini membuka warung dengan modal 375 ribu rupiah – pemberian orangtua, di daerah Sunter. Sementara bu Rianti dagang di rumah, Pak Indra tidak tinggal diam, ia beli sebuah bajai dan mengemudikannya. Tahun 1979, pak Indra ‘narik’ Oplet jurusan Senen – Kota. Selain itu ia juga bekerja di bengkel Bubut.

Toko sembako tersebut berkembang. Tetapi ditengah-tengah limpahan berkat, “sesuatu” terjadi, ada konflik dalam keluarga besar, akhirnya pada tahun 1990, toko sembako itu ditutup. Peristiwa itu tidak memudarkan semangat hidup keluarga ini. Tahun 1992, pak Indra mengontrak tempat usaha di Teluk Buyung, jalan Perjuangan 61 dan membuka bengkel bubut. Usaha tersebut berkembang dengan mantap. Bersamaan itu, pergumulan ibu Rianti di dengarkan Tuhan.

Setelah pindah ke Bekasi, ibu Rianti berjemaat di GBI Gunung Moria dan terlibat dalam pelayanan. Tahun 1997, pak Indra membuka hati dan dibaptis. Di tahun itu juga, mereka membeli tempat itu. Krisis 1998, keluarga ini mengalami kasih karunia Tuhan dengan sangat luar biasa.

Tahun 2006 pak Indra ditahbiskan menjadi Pdp. di GBI Bukit Moria. Tahun 2008, mereka pindah ke GBI Rehobot dan aktif melayani. Selain sebagai Koordinator K3R-1, Pak Indra juga wakil Gembala Rehobot THB. Tahun 2006 ibu Rianti mengalami hipertensi yang menyebabkannya kena stroke. Perjalanan panjang yang telah mereka tempuh tak menyurutkan cinta pak Indra kepada Ibu Rianti. Justru keadaan ini membuat mereka semakin mesra dan memaknai arti cinta yang sejati. Suami-istri, anak-anak – semua anggota keluarga harus saling melengkapi. Menurut pak Indra kunci kerukunan dalam keluarga adalah setiap orang harus bisa menyesuaikan diri satu dengan yang lain. Hidup harus terarah dengan mengelola waktu sebaik-baiknya. Pergunakanlah waktu yang ada (Efesus 5:16).

Bp. Indra bersama keluarga

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar