Sabtu, 08 Juni 2013

REHOBOT PEDULI JEMAAT MELALUI KREDIT LUNAK REHOBOT (KLR) DAN AKTIVITAS DIAKONIA.

Ramah tamah pengurus pusat Litbang dan GBI Rehobot THB berlangsung di Riung Tenda, Harapan Indah, 25 Mei 2013. Tampak dalam foto Kabid Litbang pusat Bp. Handoyo (tengah), diapit oleh bp. Tonny dan bp. Judika Sihaloho.

Ramah tamah dihadiri sekitar 50 orang yang terdiri dari pengurus pusat, pengurus GBI Rehobot THB antara lain gembala wilayah, Bendahara, kabid KLR, Kabid Diakonia dan Kabid K3R serta perwakilan jemaat yang terkait dengan KLR dan Diakonia. Acara yang dimulai pukul 12 siang dimulai dengan makan siang bersama. Pada sambutannya Judika Sihaloho menekankan perlunya ada pertemuan ramah tamah untuk saling mengenal antara pengurus pusat dan wilayah serta mendapatkan masukan dari jemaat. Gereja tidak hanya memikirkan pertumbuhan iman jemaat tetapi juga perduli terhadap kondisi dan kesulitan jemaat.


Di antara jemaat yang telah menggunakan dana KLR memberikan kesaksian bagaimana hal tersebut telah membantu mereka dan dapat meningkatkan kesejahteraan hidup melalui usaha mikro yang dijalankan. Disamping itu ada juga yang memberi masukan agar dana KLR dapat ditingkatkan. Hingga saat ini KLR yang dikucurkan sudah mencapa 112 juta rupiah.  Dalam pelaksanaanya KLR, Diakonia dan K3R saling berdampingan. Untuk setiap jemaat yang membutuhkan KLR dan Diakonia harus melalui K3R. Semua jemaat diharapkan bergabung dengan K3R sesuai dengan lokasi tempat tinggalnya agar mudah berkomunikasi dan jemaat dapat dikenal dengan baik oleh gereja.

KLR diberikan kepada jemaat hanya untuk kebutuhan usaha, dan diwajibkan jemaat yang membutuhkan KLR hanya yang aktif di K3R. Gereja menekankan pentingnya kemandirian (tidak tergantung dengan orang lain), untuk itu setiap jemaat harus berusaha dan bekerja semaksimal mungkin.
Bendahara gereja (bp. Tonny) mengingatkan jika jemaat kesulitan dalam pengembalian KLR jangan sampai hilang dari gereja, sebaiknya dibicarakan dengan pengurus. Jangan sampai gagal dalam usaha juga gagal ke LB3.
Kabid Diakonia (Zebedeus Liesan) menyampaikan komitmennya membantu jemat yang dalam kesusahan (Bencana, Sakit dan Meninggal dunia). Tetapi diingatkan Diakonia hanya melakukan fungsinya dalam kondisi darurat melalui informasi dari Kordinator K3R atau lewat TPW saja.
 
Kabid Litbang pusat (Bp. Handoyo) merasa terkesan dengan aktivitas KLR di wilayah THB dan ini dapat menjadi percontohan di wilayah lain.
 
Dalam kesempatan tersebut 4 orang yang telah menyelesaikan KLR dengan baik dan tepat waktu
diberikan penghargaan oleh pengurus, diantarnya adalah : ib. Enny Amat, ib Rusli Nadeak, bp. Osman Napitupulu dan alm. Eddy Harianto.
 

Ibu Erastus Sabdono dari Woman Consulting Centre (WCC) menekankan bahwa setiap jemaat harus berusaha dan dapat menjadi pengusaha yang sukses, gereja hanya membantu diawalnya saja, hanya penghantar  dan jika usahanya sudah mulai berkembang dapat menggunakan fasilitas pinjaman bank. Untuk selanjutnya jika usahanya berhasil dapat memberkati pekerjaan Tuhan dan orang lain.
 

 
 
 


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar