Rabu, 25 Maret 2015

MEWUJUDKAN KERAJAAN ALLAH



Ketika kita menjadi orang percaya sebenarnya secara otomatis kita terhisap sebagai warga kerajaan Allah. Namun, untuk menjadi warga kerajaan yang baik atau tidak hal itu tidak terjadi secara  otomatis. Panggilan menjadi warga kerajaan Allah nampak jelas didalam Matius 6:33, "Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu." Begitu pula dengan kalimat dalam doa Bapa kami di Matius 6:10, "datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga"  memuat panggilan untuk Hidup sebagai warga kerajaan sorga."
Panggilan ini haruslah kita wujudkan nyatakan dalam hidup kita masing-masing. Bahkan harus menjadi hal yang terpenting dan terutama dalam hidup ini. Lebih penting dari mengejar karier, jodoh, jabatan, keluarga, dsb. Namun yang menjadi pertanyaannya adalah, seperti apakah mewujudkan Kerajaan Allah dalam hidup kita itu?
Untuk mewujudkan Kerajaan Allah dalam hidup kita masing-masing, kita tidak memiliki cara lain selain mengenakan prinsipnya  Tuhan Yesus yaitu: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya” (Yoh. 4:34). Seorang yang hidup dalam pemerintahan Kerajaan Allah pasti bergaya hidup seperti Tuhan Yesus yaitu melakukan kehendak Bapa. Sebab memang pada dasarnya Tuhanlah yang menjadi kepala pemerintahan. Sama halnya jika kita masuk ke suatu negara asing, maka kita harus tunduk kepada aturan atau hukum yangg berlaku di negara tersebut.
Dengan demikian, setiap orang percaya harus berupaya  mewujudkan pemerintahan Kerajaan Allah dalam kehidupannya, yaitu kesediaan untuk tidak mengikuti kesenangan diri sendiri. Jika dahulu sebelum menjadi orang percaya yang sungguh-sungguh kita hidup dalam kerajaan kita sendiri. Kita sendirilah yang menjadi kepala pemerintahannya. Itulah sebabnya kita tidak merasa perlu tunduk sepenuhnya kepada Tuhan. Kita merasa bebas melakukan apa pun dan mengingini apa pun dengan segala kesenangannya. Kita berharap memperoleh kebahagiaan. Ternyata dengan cara hidup seperti itu kita sedang ada dalam pemerintahan kerajaan Iblis. Ciri kerajaan Iblis adalah boleh hidup “SUKA-SUKA SENDIRI”.  Hidup dalam kebebasan seperti itu sebenarnya justru ada dalam tawanan.
Tetapi sebaliknya kalau seseorang bersedia hidup sesuai dengan kehendak Tuhan, berarti  ia selalu mempersoalkan apakah sesuatu yang  dilakukankan menyukakan Tuhan atau tidak. Tentu saja kita berusaha selalu melakukan segala sesuatu yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Dengan demikian kita terbelenggu oleh Tuhan. Keterikatan atau belenggu seperti ini justru merupakan kemerdekaan yang sejati. Dengan demikian ciri yang pasti nampak pada setiap orang yang mewujudkan pemerintahan Allah  adalah seseorang yang menyelenggarakan hidupnya dengan berprinsip seperti Tuhan yaitu melakukan kehendak Bapa dan menyelesaikan pekerjaan-Nya. Hal ini sama dengan prinsip Paulus: “jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah” (1Kor. 10:31).
Kiranya hal ini menjadi irama hidup kita secara permanen dan tidak akan pernah bisa berubah. Setiap orang yang melakukan kehendak Bapa pasti menjadi pribadi yang dikenal  oleh Tuhan Yesus untuk masuk ke dalam Kerajaan-Nya.

DISKUSIKAN
1. Apakah belenggu oleh Tuhan dapat dikatakan sebagai kemerdekaan yang sejati?
2. Berikan beberapa contoh konkrit seseorang yang hidup dalam pemerintahan TUHAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar