Rabu, 05 Maret 2014

DUNIA BUKAN RUMAH KITA!

ERUPSI GUNUNG SINABUNG, TANAH KARO.


Judul “Dunia bukan rumah kita” tentunya tidak asing bagi GBI Rehobot khususnya jemaat di THB, karena salah satu banner besar di depan tempat ibadah bertuliskan demikian.

Bencana alam sudah terjadi sejak berabad-abad lalu dan terus terus menerus terjadi hingga saat ini. Baru saja kita mengalami bencana banjir, saudara-saudara kita di Manado juga mengalami banjir bandang. Erupsi gunung Sinabung yang telah memakan korban jiwa belum selesai, gunung Kelud di kabupaten Kediri sudah meletus dan menyemburkan debu. Akbibat meletusnya Kelud membuat daerah sekitarnya tertutup debu yang sangat tebal dan akibatnya menggagalkan penerbangan dan beberapa bandara disekitannya tidak bisa beroperasi.

 

Saat ini di Indonesia terdapat 127 gunung aktif dan 19 gunung diantaranya berstatus waspada dan siaga. Seperti halnya daratan lain di muka bumi ini, gunung berapi juga merupakan sebuah permukaan yang mengapung di atas lautan magma yang berada di bawahnya. Perut bumi terdapat lapisan magma yang dinamakan dapur magma, yang merupakan batuan cair yang dengan suhu sangat tinggi.

 Jika suatu saat tekanan di perut bumi meningkat akibat aktivitas magma yang terus bergejolak, maka magma harus dikeluarkan demi menjaga keseimbangan gunung/ melalui celah-celah yang tersedia pada gunung berapi. Magma yang keluar dari perut bumi dinamakan lava dengan suhunya bisa mencapai 700 hingga 1.200 derajat celsius. Lava membeku membentuk berbagai macam bebatuan yang lazim kita jumpai di daerah pegunungan. Sedangkan material lain yang pada umumnya disemburkan oleh gunung yang sedang meletus adalah abu dan awan panas atau piroklastik.

Menurut peneliti Ea Bryant yang dimuat dalam "natural hazards" terbitan 1991 menyatakan, kecepatan awan panas terkecil bisa mencapai 30 meter per detik, sedangkan yang besar bisa berkecepatan 200 meter per detik. Awan panas yang berisi bebatuan panas dan material vulkanik padat memiliki suhu 300 hingga 600 derajat celsius atau enam kali lebih panas dibandingkan suhu air mendidih. Tak heran banyak korban yang tidak mampu menyelamatkan diri saat diterjang awan panas dan akhirnya meninggal dunia.

Kondisi alam tidak akan lebih baik dan Tuhan tidak akan membuat dunia sekitar kita menjadi Firdaus. Tuhan mengajarkan kepada kita bahwa dunia bukan rumah kita. Lewat kesukaran-kesukaran hidup yang kita alami, mengingat kita bahwa kita adalah musafir. Jika kita tidak mengalami kesukaran dalam hidup maka kita punya potensi besar untuk terhilang; punya potensi besar untuk tidak mengharapkan dunia lain; punya potensi besar untuk tidak merindukan rumah Bapa; punya potensi besar untuk tidak mengadakan ziarah atau pengembaraan menuju langit baru, bumi baru. Seorang yang hidup tanpa masalah punya potensi besar untuk memberhalakan dan mendewakan keadaan hidupnya yang bagai Firdaus itu, sehingga Tuhan pun akan tidak dibutuhkan.

Pdt. Judika Sihaloho yang ikut dalam tim bakti sosial “Rehobot Peduli” ke Tanah Karo menyampaikan Firman di pengungsian agar tetap semangat dan semakin giat mencari Tuhan.  Dunia bukan rumah kita, kita hanyalah musafir dan akan kembali ke rumah kita sesungguhnya di langit yang baru dan bumi yang baru.

 Dengan demikian kita diingatkan lewat Firman Tuhan di 1 Yoh 2 : 15-17  “Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada dalam orang itu, Sebab semua yang ada dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia. Da dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.”  - untuk selalu mencari tahu dan melakukan kehendak Allah dengan pembaharuan budi seperti tertulis di Roma 12 : 2 “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.”



REHOBOT PEDULI - SINABUNG

REHOBOT PEDULI - KELUD

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar