Sabtu, 22 Agustus 2015

MENGENAKAN KEMATIAN YESUS



Pembacaan Alkitab: 2 Korintus 4:7-10
Nats  2 Korintus 4:10:  Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami.




Apa sebenarnya yang dimaksud dengan kematian Yesus dalam ayat ini? kematian Yesus menunjuk kepasrahan dan kesediaan yang tulus dalam kehidupan Tuhan Yesus untuk menerima segala penderitaan yang harus dialami demi menyelesaikan tugas yang BAPA percayakan kepada-Nya. Tuhan Yesus tidak pernah menghindari penderitaan atau kesulitan sebesar apa pun demi menyelesaikan tugas yang Bapa percayakan kepada-Nya.
Bisa dimengerti kalau Tuhan Yesus menyatakan bahwa Ia tidak memiliki tempat untuk meletakkan kepala-Nya  artinya Ia tidak memiliki kenyamanan di bumi ini tetapi hanya untuk melakukan kehendak BAPA dan menyelesaikan pekerjaan-Nya. Kehidupan Tuhan Yesus seperti kehidupan seorang yang telah dieksekusi hukuman mati, tinggal menunggu waktu pelaksanaannya. Pengakuan teguhnya adalah: Bukan kehendak-Ku yang jadi, tetapi kehendak-Mulah ya Bapa.
Kematian Yesus artinya kesediaan untuk menerima segala penderitaan demi kepentingan pekerjaan Bapa. Dalam  penderitaan pelayanannya Rasul Paulus mencatatnya sebagai contoh hidup yaitu bagaimana  membawa kematian Yesus di dalam tubuhnya.  Dengan membawa kematian Tuhan Yesus di dalam tubuhnya, maka kehidupan Tuhan Yesus menjadi nyata. Inilah yang dimaksud dengan menderita bersama dengan Tuhan Yesus.  Dari pernyataan Paulus ini kita dapat memperoleh pelajaran sangat berharga, yaitu seseeorang tidak akan pernah mengalami kehidupan dimana Tuhan Yesus nyata dalam dirinya sebelum menerima dengan segala kepasrahan semua penderitaan yang harus dialami demi kepentingan pekerjaan Tuhan.
Kehidupan seperti Paulus adalah kehidupan yang sangat langka. Tetapi itulah kekristenan yang sesungguhnya, bahwa kekeristenan bukanlah agama tetapi jalan hidup. Bagi Paulus dunia bukanlah tempat yang menjanjikan untuk dinikmati, tetapi sebagai kesempatan untuk memperjuangkan kepentingan dan rencana Bapa seperti yang telah dilakukan oleh Tuhan Yesus. Dalam kesaksian hidupnya ia berkata: Tetapi sekarang sebagai tawanan Roh aku pergi ke Yerusalem dan aku tidak tahu apa yang akan terjadi atas diriku di situ  selain dari pada yang dinyatakan Roh Kudus dari kota ke kota kepadaku, bahwa penjara dan sengsara menunggu aku.Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikit pun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah.Dan sekarang aku tahu, bahwa kamu tidak akan melihat mukaku lagi, kamu sekalian yang telah kukunjungi untuk memberitakan Kerajaan Allah (Kisah 20:22-25). Dengan kualitas hidup yang demikian ini Paulus bisa berkata bahwa hidupnya bukan dia lagi tetapi Kristus yang hidup di dalam dirinya.
Banyak orang Kristen tidak membawa kematian Yesus di dalam tubuhnya, tetapi yang dilakukan adalah membawa kehidupan dunia di dalam tubuhnya. Mereka sibuk secara wajar seperti manusia lain, makan dan minum serta hidup dalam segala kesenangan. Mereka tidak menyatakan kehidupan Yesus dengan nyata, tetapi kehidupan anak-anak dunia, mereka sedang digiring oleh kuasa kegelapan menuju api kekal. Kekristenan yang benar adalah mengenakan kehidupan Tuhan Yesus. Juga dalam keprasahan-Nya menerima segala yang menyakitkan demi kepentingan pekerjaan Bapa. Sesungguhnya kesempatan untuk selalu membawa kematian Yesus adalah karunia, sebab hanya dengan menderita bersama dengan Tuhan seseorang dapat dimuliakan bersama-sama dengan Tuhan Yesus (Roma 8:17; Filipi 1:29). Dengan membawa kematian Tuhan Yesus di dalam tubuh kita, maka kehidupan Tuhan Yesus menjadi nyata.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar