Selasa, 13 Mei 2014

MANUSIA SEHAKEKAT DENGAN ALLAH DALAM KERJA (1)



Hakekat Allah adalah bekerja. Allah adalah Allah yang aktif berkarya dan penuh inisiatif. Allah berinisiatif bekerja mencipta langit dan bumi serta isisinya enam hari lamanya. Dan Tuhan beristirahat pada hari yang ke tujuh.

Demikianlah sebagaimana Allah adalah Allah yang bekerja maka manusia juga adalah manusia yang bekerja. Kerja merupakan hakekat manusia yang dijadikan menurut gambar Allah. The nature of man is a worker. Alkitab menyindir manusia yang malas dengan menggunakan semut (Ams 6) dan Paulus dengan tegas mengatakan bahwa yang tidak bekerja jangan diberi makan (1 Tes 3:10)



A. Kerja adalah Perintah Tuhan
Oleh karena kerja adalah hakekat manusia, maka Allah dapat memberi perintah kepada manusia untuk bekerja karena manusia memiliki potensi melakukan kerja. Dalam penciptaan Allah, Allah mencipta dengan sempurna tetapi dalam keadaan yang “masih harus diteruskan”. Perlu diphamami bukan Allah tidak mampu meneruskan pekerjaanNya.



Mengapa Allah mencipta dalam keadaan masih harus diteruskan ?

Allah memberikan kehormatan kepada manusia untuk meneruskan pekerjaanNya. Tuhan memberi mandat kepada manusia untuk mengelola bumi (Kej 2:15).  Hendak menunjukkan bahwa Allah konsekuen dengan maksudNya menciptakan manusia yang memiliki hakekat kerja. Jadi sejak semula Allah telah menjadikan manusia itu untuk menjadi “kawan skerja Allah” dalam mengelola bumi.

Bila Tuhan tidak memberikan perintah kerja dan tidak memberikan peluang untuk bekerja, itu berarti Allah tidak konsisten dan membunuh hakekat manusia itu sendiri.

Sungguh merupakan sebuah rancangan yang matang dan sempurna dari Allah Sang Pencipta yang luar biasa.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar