Senin, 17 Februari 2014

PROFIL : YUDI HIMAWAN


“Yudi” demikian panggilan akrab pria bernama lengkap Yudi Himawan. Lahir tanggal 19 Februari 1968. Ia menikah dengan Yeni Liawati tanggal 6 Mei 2001, di Gereja Bethani Indonesia. Kristen sejak lahir tidak membuatnya mengenal Tuhan dengan benar. Kristen hanya merupakan status agama. Ia belum mengerti makna kekristenan yang sesungguhnya. Besar dan tumbuh di lingkungan Hayam Wuruk Yudi muda melewati masa mudanya dengan transisi iman yang penuh pergumulan. Ia pernah bekerja di Klub malam, menjadi “bar boy”. Dia menggulirkan hidupnya tanpa tujuan. Tetapi ia aktif melayani di gereja komunitas pemuda sebagai pemusik.

Sekian tahun yang dilalui dengan hidup tidak “bernilai”. Namun sejak menikah, kehidupan malam itu ia tinggalkan. Ia sempat bekerja di Bank Maspion. Dan beberapa perusahaan lain. Sang istri bekerja di  BCA sampai sekarang. Pada tahun 2008, akibat gaya hidup yang konsumtif, dan lepas kendali. Keluarga muda ini mengalami problem serius. Mereka terlilit hutang. Berbagai bentuk tekanan dari debtcolect mempengaruhi phisik maupun psiskis. Mereka berada di titik impas, bahkan handphone-pun tak punya.

Hampir setahun peristiwa pahit ini melanda hidup mereka. Akhirnya badai itupun berlalu. Hal ini membekas di hati mereka dan mulai menata hidup baru. Mendengar khotbah-khotbah di Rehobot yang mengingatkan akan kematian, di sadarkan bahwa hidup ini tak lama. Dunia bukan tempat permanen, Langi baru dan bumi baru merupakan tujuan yang sebenarnya. Kematian adalah jalan menuju langit baru bumi baru, untuk itu kita harus mempersiapkan diri.

Semua peristiwa pahit itu menjadi manis jika disikapi dengan benar, yaitu bertobat. Kadang susah, emosi, tapi belajar lagi. Di rumah bisa salah. Kita harus bisa me “rem” hal-hal negatif dan dosa yang merangsang hidup kita. Terus melayani Tuhan. Keadaan kita sekarang adalah akibat dari masa lalu. Mari kita hadapi setiap konsekwensi hidup dengan tetap percaya pada Tuhan. Tuhan tak memberi kita penyakit, tetapi jika kita terserang oleh penyakit, hal itu lebih disebabkan oleh cara hidup kita yang lalai di waktu lampau. Selamat bertumbuh dalam Tuhan.

Yudi Himawan beserta isteri dan kedua putrinya.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar