Sebagaimana diwartakan sebelumnya, telah berpulang ke Pangkuan Bapa di Sorga, ibu terkasih kita, Kontarina Br. Sihombing (istri dari Bapak Yonas Siahaan) pada hari Sabtu, tanggal 1 Desember 2012. Pada saat ibadah Penghiburan Sabtu malam tersebut, ada beberapa hal yang disaksikan oleh Bapak Yonas Siahaan, yang pastinya dapat menjadi berkat bagi kita semua, khususnya bagi pasangan suami-istri yang usia pernikahannya masih relatif muda.
Bermula pada sebuah Pesta Besar Perayaan Gereja yang telah berumur 100 tahun, di salah satu kota di daerah Sumatera Utara, Bapak Yonas memandang Ibu Kontarina, dan merasakan “Cinta pada Pandangan Pertama”, dan memutuskan untuk mendekati Ibu Kontarina, dan ternyata dulunya mereka adalah teman satu SMP (kakak dan adik kelas), yang setelah lulus dari SMP tersebut, mereka melanjutkan ke SMA yang berlainan, dan setelah lulus Bapak Yonas merantau ke Jakarta, dan Ibu Kontarina merantau ke Pulau Bangka.
Setelah 10 tahun lebih merantau, mereka pulang ke Kampung Halaman. Saat itu secara kebetulan, pihak keluarga Bapak Yonas, meminta Bapak Yonas untuk segera mencari gadis pilihannya untuk menikah. Sehingga dikarenakan permintaan dari pihak orang-tua tersebut, dan juga karena merasa sudah “sreg”, selang beberapa hari setelah Pesta tersebut, Bapak Yonas bermain ke rumah Ibu Kontarina, dan segera menyatakan rasa sukanya terhadap Ibu Kontarina, dan menanyakan dengan tegas, “apakah kamu mau dengan saya?, kalau kamu tidak mau, saya akan segera pergi, dan tidak akan mengganggu atau mendekati kamu lagi...” (mungkin ini yang dinamakan “B.T.L” : Batak Tembak Langsung), dan jawaban dari Ibu Kontarina adalah, “ya, saya mau dengan kamu..”, sungguh senang hati Bapak Yonas mendengar jawaban dari Ibu Kontarina, dan seminggu kemudian setelah mendapatkan restu dari kedua-belah pihak, merekapun melangsung-kan “Pemberkatan Nikah” di Gereja di tempat mereka dipertemukan, tanpa melalui proses hubungan untuk mengenal satu sama lain (disebut dengan istilah “pacaran”). Sehingga setelah menikah, banyak hal yang baru mereka ketahui mengenai watak dan karakter satu dengan yang lain. Tetapi lewat itulah, mereka belajar untuk saling menerima dan memaklumi serta berusaha memperbaiki akan kekurangan-kekurangan ataupun kelebihan-kelebihan mereka masing-masing. Karena menurut Bapak Yonas, inilah proses didikan Tuhan, yang pasti’nya membawa kebaikan bagi mereka. Inilah hal pertama yang dapat kita pelajari dari Kesaksian Bapak Yonas Siahaan.
Hal kedua adalah..,selama ± 6 (enam) bulan, dimana Ibu Kontarina mengalami pergumulan akan penyakit yang diderita, tentu pada saat-saat itu Ibu Kontarina tidak dapat melakukan atau memenuhi tugas-tugasnya sebagai istri, tetapi itu semua tidak dianggap sebagai hal yang sangat memberatkan diri Bapak Yonas, melainkan sebagai kesempatan dan proses didikan yang Tuhan berikan, untuk dapat benar-benar membuktikan “JANJI SUCI PERNIKAHAN” yang pernah diucapkannya sewaktu menjalani proses “Pemberkatan Nikah” selama ± 37 (tiga puluh tujuh) tahun yang lalu (… saya bersedia mengasihi, merawat, menemani, baik saat suka ataupun duka, baik saat sehat maupun sakit ...).
Sebagai orang yang berasal dari suku Batak, sangat jarang sekali diajarkan hal-hal yang bersifat romantisme, dimana semasa sehatnya Ibu Kontarina, bapak Yonas sangat jarang sekali bahkan hampir tidak pernah memanggil dengan panggilan “Sayang” tetapi ketika sakit ucapan yang muncul adalah: ”bagian mana yang sakit, Sayang ?”, dan memijat bagian tubuh yang terasa sakit, dan membersihkan atau memandikan Ibu Kontarina yang sudah tidak dapat dilakukannya sendiri. Hal inilah yang sering ditekankan oleh pengajaran Gereja REHOBOT, bahwa “Menikah” itu adalah komitmen untuk “memberi kebahagiaan” kepada Pasangan kita, bukan “menerima”, “mengharapkan”, atau “menuntut” agar kita dibahagiakan oleh Pasangan kita.
Beberapa hal di atas, kiranya dapat meneguhkan pernikahan yang masih Tuhan percayakan kepada kita, dan marilah kita “benar-benar mengasihi” pasangan kita, seperti kita mengasihi diri kita sendiri selama ia masih berada di dunia ini. AMIN, Tuhan memberkati! (HWJ)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar