Ketika
kita menjadi orang percaya sebenarnya secara otomatis kita terhisap sebagai
warga kerajaan Allah. Namun, untuk menjadi warga kerajaan yang baik atau tidak
hal itu tidak terjadi secara otomatis.
Panggilan menjadi warga kerajaan Allah nampak jelas didalam Matius 6:33, "Tetapi
carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan
ditambahkan kepadamu." Begitu pula dengan kalimat dalam doa Bapa kami di
Matius 6:10, "datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti
di sorga" memuat panggilan untuk
Hidup sebagai warga kerajaan sorga."
Panggilan ini haruslah kita wujudkan nyatakan dalam hidup kita
masing-masing. Bahkan harus menjadi hal yang terpenting dan terutama dalam
hidup ini. Lebih penting dari mengejar karier, jodoh, jabatan, keluarga, dsb. Namun
yang menjadi pertanyaannya adalah, seperti apakah mewujudkan Kerajaan Allah
dalam hidup kita itu?
Untuk
mewujudkan Kerajaan Allah dalam hidup kita masing-masing, kita tidak memiliki cara
lain selain mengenakan prinsipnya Tuhan
Yesus yaitu: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku
dan menyelesaikan pekerjaan-Nya” (Yoh. 4:34). Seorang yang hidup dalam
pemerintahan Kerajaan Allah pasti bergaya hidup seperti Tuhan Yesus yaitu
melakukan kehendak Bapa. Sebab memang pada dasarnya Tuhanlah yang menjadi
kepala pemerintahan. Sama halnya jika kita masuk ke suatu negara asing, maka
kita harus tunduk kepada aturan atau hukum yangg berlaku di negara tersebut.
Dengan
demikian, setiap orang percaya harus berupaya mewujudkan pemerintahan Kerajaan Allah dalam
kehidupannya, yaitu kesediaan untuk tidak mengikuti kesenangan diri sendiri.
Jika dahulu sebelum menjadi orang percaya yang sungguh-sungguh kita hidup dalam
kerajaan kita sendiri. Kita sendirilah yang menjadi kepala pemerintahannya.
Itulah sebabnya kita tidak merasa perlu tunduk sepenuhnya kepada Tuhan. Kita
merasa bebas melakukan apa pun dan mengingini apa pun dengan segala
kesenangannya. Kita berharap memperoleh kebahagiaan. Ternyata dengan cara hidup
seperti itu kita sedang ada dalam pemerintahan kerajaan Iblis. Ciri kerajaan
Iblis adalah boleh hidup “SUKA-SUKA SENDIRI”.
Hidup dalam kebebasan seperti itu sebenarnya justru ada dalam tawanan.
Tetapi
sebaliknya kalau seseorang bersedia hidup sesuai dengan kehendak Tuhan, berarti
ia selalu mempersoalkan apakah sesuatu
yang dilakukankan menyukakan Tuhan atau
tidak. Tentu saja kita berusaha selalu melakukan segala sesuatu yang sesuai
dengan kehendak Tuhan. Dengan demikian kita terbelenggu oleh Tuhan. Keterikatan
atau belenggu seperti ini justru merupakan kemerdekaan yang sejati. Dengan
demikian ciri yang pasti nampak pada setiap orang yang mewujudkan pemerintahan
Allah adalah seseorang yang
menyelenggarakan hidupnya dengan berprinsip seperti Tuhan yaitu melakukan
kehendak Bapa dan menyelesaikan pekerjaan-Nya. Hal ini sama dengan prinsip
Paulus: “jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan
sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah” (1Kor.
10:31).
Kiranya
hal ini menjadi irama hidup kita secara permanen dan tidak akan pernah bisa
berubah. Setiap orang yang melakukan kehendak Bapa pasti menjadi pribadi yang
dikenal oleh Tuhan Yesus untuk masuk ke
dalam Kerajaan-Nya.
DISKUSIKAN
1. Apakah
belenggu oleh Tuhan dapat dikatakan sebagai kemerdekaan yang sejati?
2. Berikan
beberapa contoh konkrit seseorang yang hidup dalam pemerintahan TUHAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar