Manusia adalah mahluk yang bergantung atau terikat. Tuhan menciptakan manusia bergantung dalam dua hal :
1. Jasmani, bergantung pada lingkungannya.
Pertama, tumbuhan sebagai makanan pokok agar tubuh mereka bisa berfungsi sebagaimana mestinya. Manusia perlu makan agar hidup. Manusia butuh sandang, pangan dan papan. Itu sebabnya manusia bekerja untuk mendapatkannya.
Kedua, manusia lainnya. Jiwa manusia tidak akan bisa sehat jika tidak ada orang lain. Manusia itu adalah mahluk yang berpribadi, memiliki pikiran, perasaan dan kehendak. Ini adalah wujud dari gambar dan rupa Allah. Manusia mampu mengasihi dan dikasihi. Artinya manusia mahluk yang mampu memberi perhatian dan butuh perhatian juga. Perlu ada orang lain yang menjadi objek kasih dan perhatian kita.
Emosi akan sehat jika ia bersosialisasi dengan orang lain. Dengan kata lain kehidupan manusia itu bergantung kepada sesamanya atau tidak terlepas dari orang lain. Kita bisa membayangkan kalau seseorang hanya hidup sendiri tanpa orang lain. Maka ia akan senyum sendiri, tertawa sendiri, ngomong sendiri, lucu sendiri, menangis sendiri, marah sendiri. Orang seperti disebut sakit jiwa.
Itulah sebabnya Tuhan berkata : "Tidak baik manusia itu seorang dirisaja, aku akan memberikan penolong yang sepadan (Kej 2:18). Ayat ini bukan hanya menunjuk kepada pernikahan, tetapi juga hubungan antara manusia dengan sesamanya. Memahami hal ini kita harus menghormati orang lain, tidak meremehkan, menghina atau menganggap rendah orang lain. Kita harus sadar kita bisa sampai saat ini karena orang lain juga.
Kita harus sadar sesadar-sadarnya bahwa kita membutuhkan orang lain. Dalam membangun keluarga yang bahagia di dalam Tuhan, kita membutuhkan istri dan anak-anak. Suka dan duka yang dialami membuat kesadaran makin dalam bahwa kita butuh pasangan kita, kita membutuhkan komunikasi dengan pasangan kita atau kita membutuhkan pendapatnya, kita membutuhkan doa-doanya.
Apakah kita pasangan yang baik atau tidak, itu diuji oleh pasangan kita sendiri, lewat sentuhan, hubungan setiap hari. Dengan adanya pasangan kita, kita akan tahu apakah kita ini memiliki jiwa sehat atau tidak, kecuali jika kita mati rasa.
Cara kita memperlakukan pasangan kita akan terus dibentuk sampai pada kesempurnaan yang Tuhan inginkan. Jika kita tahunya marah atau kesal terus pun akan merusak jiwa kita dan bisa menimbulkan penyakit pada jasmaniah kita.
Bersyukurlah memiliki pasangan, dan hormatilah ia. Bangunlah hubungan yang baik, komunikasi yang baik.
Bersyukurlah memiliki orang lain yang bisa bersentuhan dengan kita, ingat kehadiran mereka penting bagi kesehatan jiwa kita bahkan dalam prestasi kita. Orang yang tidak merasa bergantung kepada sesamanya adalah orang yang tak berdaya namun sombong. Lebih tepatnya orang yang tidak mengenal siapa dirinya sendiri.
2. Rohani, bergantung kepada Tuhan atau Perkataan Tuhan
Manusia tidak bisa hidup dari dirinya sendiri. Hal ini terlihat dari adanya larangan memakan buah pohon pengetahuan yang baik dan jahat. Jika kamu memakannya maka engkau akan mati.
Jadi larangan memakan buah dari pohon itu memiliki makna bahwa manusia tidak hidup dari dirinya sendiri. Manusia itu terikat dengan Firman Allah itu. Hidupnya dipagari oleh Perkataan Tuhan tersebut. Jangan melanggarnya.
Larangan memakan buah pohan itu diberikan Tuhan dengan maksud menjaga manusia agar tetap sadar bahwa ia ada dalam pagar Firman Allah. Manusia tidak bisa hidup sesuka hatinya, tudak bisa hidup semaunya sendiri. Jika manusia melanggar maka mereka akan mati.Dalam sejarah israel bergantung dengan Firman Tuhan. Hal ini bukan hanya berlaku pada Adam dan Hawa, tetapi juga bagi kita. Hidup kita bergantung dari Firman Allah. Ini adalah anugrah yang Tuhan beri. Tuhan memberikan FirmanNya untuk memagari dan mengingatkan kita bahwa hidup kita sepenuhnya bergantung dari
Tuhan. Dengan kata lain terikat dengan Perkataan Tuhan.
Perkataan Tuhan ini kita peroleh dengan mempelajari Alkitab, dengan bimbingan Roh Kudus kita akan menangkap Perkataan Tuhan sebagai pedoman hidup agar kita tidak mati. Hiduplah berdasarkan Firman Allah. Pelajari dengan baik dan tekun. Praktekkan dalam hidup sehari-hari :
dalam keluarga, bagaimana kita memperlakukan keluarga (Pasangan hidup, anak-anak dan orang yang ada dalam rumah). Lihat Kol 3:18, Ef 5:22-27
Pekerjaan : lakukanlah segala sesuatu seperti untuk Tuhan (Kol 3:23)
Perlakukan orang lain seperti ajaran Firman Tuhan
Jika tidak berarti kita terlepas dari Tuhan dan merasa mampu mengatur sendiri, akibatnya mati, terpisah dari Tuhan. Inilah kesombongan
Dengan tidak membaca Alkitab itu berarti hendak menunjukkan tidak bergantung pada Tuhan. Kita mau hidup mengatur diri sendiri.
Sayangnya banyak anak anak Tuhan menghabiskan waktu dan tenaga mereka mencari kebergantungan mereka dari hal hal jasmaniah ini.