Dalam
kebaktian-kebaktian gereja atau Persekutuan Doa, sering diisi dengan
kesaksian-kesaksian. Misalnya :
1.
Kesaksian pujian, yaitu menyanyikan
sebuah lagu rohani.
2.
Kesaksian mengenai pengalaman hidup. Menyaksikan
bagaimana Tuhan menjawab doa atau bagaimana Tuhan menolong
Kesaksian demikian tidak salah asal
dengan tulus tanpa ada motif yang salah, misalnya hendak menunjukkan suaranya
yang bagus. Kemudian yang kedua hendak menunjukkan bahwa ia dekat dengan Tuhan
atau ia hidup suci sehingga Tuhan
mendengar doanya. Jika demikian ini
bukanlah kesaksian yang benar bagi kemuliaan Tuhan tetapi bagi kemuliaan diri
sendiri.
Pengertian “dicabut
hidupnya” adalah :
1.
Hidup ku bukanlah aku lagi tapi
Kristus yang hidup di dalam aku (Gal 2:20).
Dengan kata lain “nyawa atau hidup
dari “si aku” sudah dicabut yang tampak
adalah hidup Kristus.
2.
Rela mati karena mempertahankan iman
kepada Tuhan Yesus. Contohnya Stefanus (Kis 7:58-60).
Melalui pengertian di atas
kita dapat menyimpulkan bahwa untuk menjadi saksi bagi Tuhan kita harus
menanggalkan segala keegoisan kita, kita harus melepaskan segala hal yang
bertujuan untuk memuliakan diri sendiri atau kebanggaan diri.
Demikianlah menjadi nyata bahwa “Hidupku adalah Kesaksianku”.
Kehidupan kita yang menampilkan hidup Kristus adalah kesaksian
yang hidup dan berkuasa yang akan memberkati orang lain.
Tuhan Yesus berkata : “Hendaklah terangmu bercahaya di depan semua orang”. Mengapa kita harus bercahaya di depan semua orang ? (Mat 5:16)
K3R-02/03 Agust 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar