Membangun hubungan dengan Allah adalah hubungan yang tertinggi dari semua hubungan-hubungan yang ada. Ini adalah tujuan hidup kita ada di bumi ini. Tanpa hubungan dengan Allah ini kita tidak ada nilainya. Karena nilai kita ada pada Allah yang menciptakannya. Manusia diciptakan untuk sebuah hubungan dengan Allah.
Tuhan pun merindukan hubungan dengan manusia. Itulah sebabnya ketika Adam dan Hawa lari dan bersembunyi, Tuhan memanggil manusia itu. Puncak dari kerinduan Allah akan hubungan dengan manusia adalah ketika Allah mengutus AnakNya yang Tunggal ke dunia dan memberikan NyawaNya, agar manusia bisa dikembalikan kepada hubungan yang Allah rancangkan sejak semula.
Tujuan membangun hubungan dengan Allah tentu tidak lain agar kita mengenal Allah. Kita bisa mengenal jika kita membangun hubungan dengan baik. Dengan perjumpaan yang berkesinambungan, maka kita akan semakin mengenal sifat, hakekat atau kodrat dan kehendak Tuhan. Semakin dekat kita dengan Tuhan maka semakin kita mengenal Tuhan
PROBLEMATIKA MEMBANGUN HUBUNGAN DENGAN ALLAH
1. Allah tidak kelihatan
Kita harus jujur mengakui bahwa membangun hubungan dengan Allah bukanlah hal yang mudah sebab Allah tidak kelihatan. Membangun hbungan dengan manusia yang kelihatan saja sudah sulit apalagi dengan yang tidak kelihatan.
Percayakah kita Allah itu ada ? Apakah pernah melihat Allah, seperti apa wajahNya ? Jika belum pernah melihatNya mengapa percaya bahwa Allah ada. Apa buktinya Allah itu ada.
Allah yang tidak kelihatan memang menjadi kesulitan bagi kita untuk membangun hubungan denganNya karena kita berdaging dan masih sangat kuat dipengaruhi oleh kelima indra kita. Inilah salah satu yang membuat hubungan kita naik turun dengan Tuhan.
Ada kalanya kita menyangka Tuhan hadir dalam doa kita, karena kita menangis atau merinding padahal hanya perasaan kita. Ketika kita berdoa, benarkah Allah mendengar doa kita, Benarkah Allah tahu kita sedang berdoa. Disinilah sering timbul keraguan dalam berelasi dengan Tuhan.
Penulis Ibrani berkata : “Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia”. (Ibr 11:6)
Jadi kita percaya Allah ada karena Alkitab mengatakan bahwa Allah ada. Percaya ada Allah menjadi dasar kita untuk membangun hubungan dengan Allah. Sebab tidak mungkin kita membangun hubungan kepada yang tidak ada.
2. Kejatuhan Dalam Dosa
Kejatuhan manusia dalam dosa telah memisahkan manusia dari Tuhan. Dosa membuat manusia tidak ingin berjumpa dengan Tuhan. Dosa membuat manusia lari dari Tuhan. Oleh kasih kasih karunia Tuhan, Ia datang ke dunia untuk memulihkan hubungan yang terputus tersebut. Manusia diminta untuk percaya kepada pengorbanan Tuhan Yesus di kayu salib dan rela menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan juruslamatnya secara pribadi.
Terus terang, sekalipun kita telah percaya dan menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan juruslamat kita secara pribadi bukan berarti kita otomatis menyukai perjumpaan dengan Tuhan. Atau hasrat atau gairah manusia hanya kepada Tuhan. Mungkin pada awal pengalaman bertemu Tuhan kita punya gairah atau hasrat yang kuat ingin bertemu Tuhan atau ingin memiliki hubungan yang baik dengan Tuhan. Tetapi kalau kita jujur tahun-tahun berikutnya, fakta membuktikan tidak mudah untuk memiliki hasrat, gairah atau kerindungan membangun hubungan dengan Tuhan. Mengapa ? Filosofi dunia yang telah banyak mewarnai jiwa kita, kodrat sebagai manusia yang telah jatuh dalam dosa yang ingin hidup tanpa ada kesusahan, tidak ingin menderita, ingin aman, nyaman dan sebagainya.
Kita harus berjuang dengan segenap hati untuk tetap memilih Tuhan sampai Tuhan menjadi satu-satunya yang paling berharga di dalam hidup kita berapa pun harganya. Perjuangan ini akan membuahkan hasil yaitu hasrat, gairah atau kerinduan kita hanya Tuhan saja.
BAGAIMANA MEMBANGUN HUBUNGAN DENGAN ALLAH
A. Memiliki Kerinduan yang tulus dan suci untuk mengenal Tuhan
Membangun hubungan dengan Allah harus dimulai dengan kerinduan yang tulus dan suci. Tanpa kerinduan yang tulus dan suci ini, pencarian kita akan Allah hanyalah untuk memuaskan otak kita atau hanya memperluas pengetahuan akali kita saja. Kita bangga mampu menguraikan tentang Allah, sifat-sifatNya, kodratNya dan lain-lain. Namun sama sekali tidak memberi dampak bagi hidup kita. Ini adalah orang yang berbangga dalam kemalangan, tahu tapi tidak mengalami atau menikmati.
Pemazmur mengungkapkan kerinduannya kepada Allah :
Ya Allah, Engkaulah Allahku, aku mencari Engkau, jiwaku haus kepada-Mu, tubuhku rindu kepada-Mu, seperti tanah yang kering dan tandus, tiada berair. ( Mazmur 63:2 )
Ya, Allah ku, aku mencari Engkau…..
Secara literal, artinya mencari di pagi hari (look for dawn). Band. Yes 26:9.
Pengertiannya secara luas berarti melakukan satu hal yang paling penting, tidak ada yang lebih penting dari pencariannya akan Tuhan. Sebab hanya Tuhanlah yang dapat memuaskan kerinduan atau rasa haus jiwanya
Daud mengungkapkan kehausannya akan Tuhan seperti tanah yang kering dan tandus tiada berair. Menunjukkan bahwa Tuhanlah kebutuhannya yang paling mendesak, jika tidak hidupnya kering, tawar, dan akhirnya jiwanya mati. Itu sebabnya Daud giat mencari Allah.
Paulus mengatakan bahwa kerinduannya adalah mengenal Dia (Fil 3:10)
Setelah 25 tahun dalam pelayanannya Paulus tetap merindukan mengenal Tuhan. Peryataan ini juga dikatakannya setelah ia melepaskan segala sesuatu ayat. 8
Tuhan Yesus berkata : “Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran karena akan dipuaskan (Mat 5:6)”.
Tuhan hanya memberikan diriNya dikenal dan dinikmati oleh orang-orang yang serius dan lapar dan haus kepada Tuhan. Jika kita tidak ingin menginginkan Tuhan , kita tidak dapat apa-apa dan kita akan binasa. Hosea mengatakan : “ Umat-Ku binasa karena tidak mengenal Allah” (Hos 4:6)
Apakah kita haus dan serius kepada Tuhan, rindu mau mengenal Tuhan ? Jika kita serius tuliskanlah sejenak dalam catatan kita, jangan diselembar kertas, tetapi buku catatan atau di bagian depan atau belakang Alkitab kita.(2-3 menit)
Kita akan selalu melihat dan mengingat komitmen kita
Jika kita serius dengan komitmen kita, maka selanjutnya yang harus kita pelajari dalam membangun hubungan dengan Allah adalah memahami tentang Allah. Tanpa tahu tentang Allah, kita bisa membangun hubungan.
B. Memiliki pemahaman yang benar tentang Allah
Dalam rangka Membangun hubungan dengan Allah ini, ada dua hal yang harus kita ketahui agar kita tidak menyimpang.
Pertama, Kemampuan akal budi kita yang terbatas. Akal budi kita yang terbatas tidak mampu sepenuhnya memahami Allah yang tak terbatas, ditambah lagi kita adalah manusia yang telah jatuh dalam dosa. Bahkan sekalipun kita sudah bertobat dan menjadi anak Allah, tetap saja kita kita terbatas memahami Allah.
Sehingga kita tidak merasa lebih dari orang lain atau merasa telah mengenal semua mengenai Allah.
Kedua, Allah tidak mewahyukan segala-galanya mengenai diriNya kepada kita. Namun segalanya yang telah diwahyukan Allah mengenai diriNya kepada kita, dapat kita ketahui.
Sesungguhnya tak seorangpun bisa membangun hubungan dengan Allah jika Ia sendiri tidak merelakan diriNya untuk dikenali. Allah dengan kerelaan hatinya yang besar, memberikan dirinya diketahui atau dikenal. Itu sebabnya Ia mengutus AnakNya Yang Tunggal, menjadi manusia yang sama dengan kita bisa mengenalNya dan memberikan FirmanNya. Kita bersyukur bahwa kita telah memiliki Alkitab. Alkitab menuliskan bagi kita tentang Allah, sifat-sifatNya atau karakterNya, kodratNya dan kehendakNya, sehingga kita mengerti mengapa Allah bertindak ini dan itu.
Tanpa memilliki pemahaman yang benar tentang Allah, hubungan kita dengan Allahpun tidak akan benar juga. Kita akan salah menilai Allah, menganggap Allah tidak baik atau jahat ketika penyakit belum sembuh padahal telah didoakan, menganggap Allah kejam karena keadaan belum berubah, dan lain sebagainya.
Tentu banyak hal yang bisa temukan mengenai Allah di dalam Alkitab, tetapi kita batasi pada sifat-sifat Allah saja. Itu sebabnya tidak ada kata “tamat” dalam menjalin hubungan dengan Allah. Marilah kita memahami sifat-sifat Allah yang berikut :
Allah Maha Hadir
Allah maha Kudus
Allah Maha Tahu
Allah Maha Kuasa
Allah Maha Kasih
Allah Tidak Berubah
Allah Yang Tidak Terbatas
Allah Yang Tegas
Allah Yang Setia
Allah Yang Berdaulat
dll
Pemahaman yang benar akan Kebenaran mengenai sifaf-sifat Allah di atas membuat kita mengerti apa kehendak Allah. Selanjutnya Kebenaran yang telah mewarnai jiwa kita itu akan membimbing dan mengawasi hidup kita dalam memahami hidup, berkata-kata maupun bertindak.
Tetapi kita tidak boleh puas hanya memahami sifat-sifat Allah. Karena antara memahami dan mengalami masih terbentang jauh jaraknya. Sekalipun kita telah memahami dengan baik dan mampu menguraikan dengan baik tentang Allah dan sifat-sifatNya, itu bukanlah tujuan dari membangun hubungan dengan Allah
C. Mengenal Allah
Tujuan membangun hubungan dengan Allah adalah mengenal Allah. Tetapi untuk bisa mengenal Allah kita harus lebih dulu memahami tentang Allah. Pemahaman yang benar tentang Allah adalah sarana untuk mengenal Allah. Mengenal Allah adalah sebuah proses mengalami atau menikmati dan dinikmati Tuhan. Mengenal Allah Allah adalah sebuah usaha menggoreskan Allah di hati.
Bagaimana kita bisa menikmati dan dinikmati Tuhan ? Atau bagaimana kita menggores Allah di hati kita ?
Satu-satunya jalan adalah Melakukan apa yang Allah kehendaki. Semakin suka kita melakukan kehendak Allah, semakin kita menikmati dan dinikmati Allah dan kita semakin mengenal Allah lebih dalam. Inilah yang disebut hubungan yang intim dengan Allah. Tuhan menikmati anak anaknya di dalam ketataan mereka kepada Tuhan.
Tuhan Yesus berkata : Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Aku pun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya." Jawab Yesus: "Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia. (Yoh 14:21,23).
Jika kita mengasihi Allah, kita melakukan KehendakNya, maka Tuhan sendiri dengan rela menyatakan diriNya, memberikan diriNya dikenal sehingga kita makin mengenal Allah, mengenal pikiran dan perasaanNya.
Kita juga harus jujur mengakui bahwa melakukan kehendak Allah tidak semudah mengatakannya, itu sebabnya kita harus serius, tidak boleh menjadi pekerjaan sampingan, tetapi seluruh hidup. Kita harus rela melepaskan keterikatan terhadap apapun seperti hobby, uang, kebanggaan duniawi, dll.
Hubungan dengan Allah tidak akan dapat bertumbuh apabila uang, dosa, berbagai kegiatan, hal-hal yang menjadi ketagihan seperti hobby masih menguasai kita lebih dari Tuhan. Hal ini menunjukkan bahwa kecintaan kita pada pada dunia masih lebih kuat dari kecintaan kita kepada Allah.
Tantangan lain adalah bahwa di dalam diri kita ada hasrat yang melekat untuk menjadikan diri kita sendiri penting atau bernilai, sehingga Allah kalah bersaing.
Merenungkan Kebenaran tentang Allah
Ada satu hal yang sering diabaikan, padahal ini sangat penting, yaitu Merenungkan Kebenaran tentang Allah. Kita tidak akan bisa mengenal Allah, melakukan kehendakNya, jika kita tidak melakukan kegiatan pikiran ini, yaitu merenungkan (meditasi) KebenaranNya.
Merenungkan (meditasi) adalah kegiatan mengingat, memikirkan, berdiam diri, dan menerapkan bagi diri sendiri berbagai hal yang diketahui tentang Allah.
Merenungkan (meditasi) adalah berbicara kepada diri sendiri tentang Allah dan dirinya sendiri.
Meditasi merupakan kegiatan pikiran yang kudus, yang dengan sadar dilakukan di hadapan Allah sebagai sarana komunikasi dengan Allah ( J. I. Packer).
Merenungkan (meditasi) adalah seperti kegiatan sapi yang mengunyah makanannya.“Seekor sapi akan makan rumput lalu menelannya. Tetapi nanti sapi itu ingin merasakan lagi rumput itu dimulutnya, lalu sapi akan memuntahkan lagi ke mulutnya dan mengunyahnya berulang kali”. Itu dilakukannya terus sampai sampai rumput itu sudah dikunyah habis-habisan dan siap untuk ditelan untuk terakhir kali dan diteruskan ke system pencernaan yang akan memelihara sapi itu. Dekianlah kita lakukan, sehingga Firman meresap dalam hati kita.
Kegiatan Meditasi ini membuat Kebenaran meresap ke dalam batin kita, menjadikan kita rendah hati dan menumbuhkan cinta kita kepada Allah. Kegiatan meditasi ini akan membawa kita tersungkur menyembah Allah. Cinta inilah yang akan memampukan kita melakukan kehendak Allah. Cinta kepada Tuhan inilah yang mempukan kita rela meninggalkan segalanya yang kita kagumi, yaitu yang dibenci oleh Allah. (Luk 16:15). Cinta yang membuat seseorang berani kehilangan semuanya demi Tuhan yang dicintainya.
Jalan Salib atau Jalan Penderitaan
Tuhan mengizinkan kita mengalami penderitaan karena namaNya. Kita dibanting-banting dan semua itu sarana yang Tuhan izinkan agar kita mengenal Tuhan.
Penutup
Tidak cukup bagi kita hanya memahami Kebenaran Allah atau memiliki ajaran yang benar saja, kasih atau cinta kita juga harus benar. Jika tidak kita Akan ditegur Tuhan, seperti jemaat Efesus (Why 2:1:8). Tidak ada pilihan lain kita harus bertekad dan nekad mencintai Allah dan dengan sukacita melakukan kehendak Allah
Tidak ada jalan pintas untuk mengenal Allah, kita harus tekun membangun hubungan dengan Allah. Kalau membangun hubungan dengan Allah kita harus belajar Kebenaran Firman, belajarlah sunguh-sungguh, Kalau harus berdoa, berdoalah sungguh-sungguh, meditasilah sungguh-sungguh, kalau harus menyangkal diri, sangkallah sungguh-sungguh, dan lain-lain.
Akhirnya, bicara mengenai hubungan dengan Allah, bukanlah topik yang perlu banyak dibicarakan tetapi banyak dilakukan, karena dengan melakukanlah kita bertumbuh dalam keintiman dengan Allah yang menuntun kita mengenal Allah.