Murah senyum dan ramah, demikian profile koordinator K3R 9 yang bernama bapak Ricky Suryana. Pria yang lahir 27 Januari ‘69 di Jakarta ini mempersunting Frida Nurdjaja yang lahir tanggal 27 Januari ‘71, Jakarta. Mereka menikah tanggal 5 April 1997, di GBI Kalvari diberkati oleh Pdt. Ade Manahutu. Tuhan mengaruniakan tiga orang anak, Prayoga Wirya Suryana, Prayogi Wirya Suryana dan Sarviennia.
Ricky Suryana merupakan anak bungsu. Keadaan ekonomi keluarganya yang mapan membuat pria ini tak memikirkan masa depannya dengan serius. Ia sempat kuliah di Fak Hukum UBY, Surabaya tetapi hanya 2 tahun. Kemudian ia kuliah di Binus, disana pun hanya bertahan selama 2 tahun. Akhirnya ia berhenti kuliah tanpa hasil.
Orangtua pak Ricky penganut Saksi Jahovah. Tetapi ajaran saksi Jahovah tersebut tidak pernah mendarat di hatinya. Ia tumbuh tanpa mengenal pribadi Tuhan sama sekali. Orangtua bu Frida budha. Tetapi sejak umur 6 tahun ia ikut tetangganya gereja Katolik. Ketika di SMP ia, di ajak temannya jadi saksi jahova. Ketika pacaran, mereka sama-sama Saksi Jahovah. Bu Frida hanya kelas 2 SMA. Karena alasan ekonomi ia putus sekolah dan bekerja untuk membiayai kehidupan keluarga mereka.
Ricky Suryana muda sempat terbelenggu dengan perjudian. Tidak tanggung-tanggung rumah mertua digadaikan, mobil orang tua dijual, keluarga di bohongi. Ia berharap dapat mengeruk kekayaan dari meja judi.
Ia juga tenggelam dalam kehidupan dunia malam. Beberapa tahun lamanya ia mengembara di rimba kegelapan. Sekedar info, pak Ricky adalah seorang DJ professional di jamannya dan dipanggil untuk main di hotel-hotel.
Hal ini membuat pernikahan mereka diujung tanduk. Ekonomi moratmarit. Pihak keluarga istri dan dari keluarga pak Ricky sendiri menyarankan untuk bercerai. Tetapi sang istri tetap mempertahankan pernikahannya dengan satu keyakinan, “Bahwa suaminya satu saat pasti berubah”. Keadaan makin memburuk, maka pada tahun 2000 mereka pindah ke Bekasi. Tahun 2001, terjadilah sebuah peristiwa yang membuat titik balik kehidupan pak Ricky. Dia menganggur, pada suatu hari, uang cash dirumah tinggal beberapa ribu saja. Ia dan Yoga yang saat itu berumur 4 tahun ingin mengambil uang ke ATM ke BII di MM. Ongkos sekali jalan cukup. Tetapi ternyata, saldo di ATM tidak cukup untuk diambil. Ia dan Yoga pulang jalan kaki dari jam 15:30 tiba di rumah jam 16:30. Ditengah jalan Yoga minta minum karena haus, uang hanya sisa 300, beli aquapun sudah tak sanggup. Ia menyuruh Yoga berdoa agar kuat menahan haus sampai dirumah. Tetapi ia pun tak tahu, Tuhan yang mana yang bisa dimintai tolong. Tetapi ia merasa bahwa Tuhan menolong ia dan putranya.
Melihat peristiwa yang sangat pahit ini ia rindu untuk membenahi hidup. Ia memutuskan untuk mencari gereja. Singkat cerita, hidupnya diubahkan Tuhan. Tahun 2006, ia bekerja menjadi sales perlengkapan bayi hingga sekarang. Dan sejak tahun 2009, mereka menjadi jemaat GBI Rehobot.
Firman Tuhan yang menjadi dynamo penggerak imannya adalah Roma 12:2. Pak Ricky berkata, “Masa lalu itu sebagai pengalaman menjadi pelajaran. Tuhan yang waktu itu belum saya kenal mau menolong, apalagi jika kita mengenal Tuhan. Jika kita sungguh-sungguh ingin bertobat, pasti Tuhan menolong dan mengubahkan kita. Bu Frida mengatakan Maz 37:5 menjadi kekuatan yang pasti baginya untuk menatap kehidupan ini dengan mantap. “Pasrahkan semua pada Tuhan.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar