Pembacaan Alkitab: 2 Korintus 4:7-10
Nats 2 Korintus 4:10: Kami senantiasa membawa kematian Yesus di
dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh
kami.
Apa sebenarnya yang dimaksud dengan kematian Yesus dalam
ayat ini? kematian Yesus menunjuk kepasrahan dan kesediaan yang tulus dalam
kehidupan Tuhan Yesus untuk menerima segala penderitaan yang harus dialami demi
menyelesaikan tugas yang BAPA percayakan kepada-Nya. Tuhan Yesus tidak pernah
menghindari penderitaan atau kesulitan sebesar apa pun demi menyelesaikan tugas
yang Bapa percayakan kepada-Nya.
Bisa dimengerti kalau Tuhan Yesus menyatakan bahwa Ia tidak
memiliki tempat untuk meletakkan kepala-Nya artinya Ia tidak memiliki kenyamanan di bumi
ini tetapi hanya untuk melakukan kehendak BAPA dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.
Kehidupan Tuhan Yesus seperti kehidupan seorang yang telah dieksekusi hukuman
mati, tinggal menunggu waktu pelaksanaannya. Pengakuan teguhnya adalah: Bukan
kehendak-Ku yang jadi, tetapi kehendak-Mulah ya Bapa.
Kematian Yesus artinya kesediaan untuk menerima segala
penderitaan demi kepentingan pekerjaan Bapa. Dalam penderitaan pelayanannya Rasul Paulus mencatatnya
sebagai contoh hidup yaitu bagaimana membawa
kematian Yesus di dalam tubuhnya. Dengan
membawa kematian Tuhan Yesus di dalam tubuhnya, maka kehidupan Tuhan Yesus
menjadi nyata. Inilah yang dimaksud dengan menderita bersama dengan Tuhan
Yesus. Dari pernyataan Paulus ini kita
dapat memperoleh pelajaran sangat berharga, yaitu seseeorang tidak akan pernah
mengalami kehidupan dimana Tuhan Yesus nyata dalam dirinya sebelum menerima
dengan segala kepasrahan semua penderitaan yang harus dialami demi kepentingan
pekerjaan Tuhan.
Kehidupan seperti Paulus adalah kehidupan yang sangat
langka. Tetapi itulah kekristenan yang sesungguhnya, bahwa kekeristenan
bukanlah agama tetapi jalan hidup. Bagi Paulus dunia bukanlah tempat yang
menjanjikan untuk dinikmati, tetapi sebagai kesempatan untuk memperjuangkan kepentingan
dan rencana Bapa seperti yang telah dilakukan oleh Tuhan Yesus. Dalam kesaksian
hidupnya ia berkata: Tetapi sekarang sebagai tawanan Roh aku pergi ke Yerusalem
dan aku tidak tahu apa yang akan terjadi atas diriku di situ selain dari pada yang dinyatakan Roh Kudus
dari kota ke kota kepadaku, bahwa penjara dan sengsara menunggu aku.Tetapi aku
tidak menghiraukan nyawaku sedikit pun, asal saja aku dapat mencapai garis
akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku
untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah.Dan sekarang aku
tahu, bahwa kamu tidak akan melihat mukaku lagi, kamu sekalian yang telah
kukunjungi untuk memberitakan Kerajaan Allah (Kisah 20:22-25). Dengan kualitas
hidup yang demikian ini Paulus bisa berkata bahwa hidupnya bukan dia lagi
tetapi Kristus yang hidup di dalam dirinya.
Banyak orang Kristen tidak membawa kematian Yesus di dalam
tubuhnya, tetapi yang dilakukan adalah membawa kehidupan dunia di dalam
tubuhnya. Mereka sibuk secara wajar seperti manusia lain, makan dan minum serta
hidup dalam segala kesenangan. Mereka tidak menyatakan kehidupan Yesus dengan
nyata, tetapi kehidupan anak-anak dunia, mereka sedang digiring oleh kuasa
kegelapan menuju api kekal. Kekristenan yang benar adalah mengenakan kehidupan
Tuhan Yesus. Juga dalam keprasahan-Nya menerima segala yang menyakitkan demi
kepentingan pekerjaan Bapa. Sesungguhnya kesempatan untuk selalu membawa
kematian Yesus adalah karunia, sebab hanya dengan menderita bersama dengan
Tuhan seseorang dapat dimuliakan bersama-sama dengan Tuhan Yesus (Roma 8:17;
Filipi 1:29). Dengan membawa kematian Tuhan Yesus di dalam tubuh kita, maka
kehidupan Tuhan Yesus menjadi nyata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar