Mat 9:38-39
Ketika Yesus di bumi,
Yesus berkeliling ke semua kota dan desa. Ia mengajar dan memberitakan Injil
Kerajaan Sorga dan dalam pelayananNya tersebut Yesus melenyapkan (therapeuo : cure, do service) segala penyakit
dan kelemahan (ay.35).
Banyak orang
berbondong-bondong datang kepada Yesus. Melihat orang banyak itu, tergeraklah
hati Yesus oleh belaskasihan.
Apa yang membuat Yesus berbelas kasihan kepada orang
banyak tersebut ? Apakah karena sakit atau kelemahan mereka ? Ternyata bukan. Jika kita memperhatikan ay. 36, maka
kita menemukan apa yang membuat Yesus berbelas kasihan kepada mereka :
1. Mereka lelah
Lelah maksudnya disini adalah susah hati, berbeban, menderita, “capek hati”.
Mereka lelah karena terbebani aturan-aturan agamani
dan ajaran-ajaran orang Farisi.
Orang-orang Farisi dan ahli Taurat menjejali mereka
dengan ajaran-ajaran kosong yang tidak membawa mereka mengenal Tuhan dengan
benar. Mereka dibebani dengan tradisi nenek moyang dan menyesatkan mereka ke
dalam banyak kesalahan.
2. Terlantar seperti domba yang tidak tergembalakan
Mereka seperti domba yang diganggu serigala, terbaring
dan tak bisa menolong diri sendiri, tidak ada yang membimbing dan melindungi
mereka.
Demikianlah hati Tuhan Yesus melihat orang banyak
tersebut. Yesus berbelas kasihan karena melihat kebutuhan utama mereka yaitu “keselamatan jiwa mereka”.
Yesus berbelas kasih
bukan karena mereka sakit. Tetapi bukan berarti Yesus senang mereka sakit,
karena Yesus pun menyembuhkan mereka. Tetapi
jauh dari hal tersebut yang Yesus lihat adalah keselamatan jiwa mereka. Sebab
apalah artinya mereka hanya sembuh dari sakitnya tetapi mengalami kebinasaan
kekal
Mereka mengalami
kekeringan jiwa, hati mereka hambar, tawar dan tidak ada yang membimbing
mereka untuk megenal Tuhan, satu-satunya yang dapat menyegarkan jiwa mereka.
Tuhan Yesus telah menyembuhkan sakit mereka tetapi
sembuh dari sakit bukanlah jaminan mereka tidak lelah atau terlantar
Itulah sebabnya Tuhan
Yesus berkata : “Tuaian banyak tetapi
pekerja sedikit, karena itu mintalah kepada yang empunya tuaian…(ay.38).
Hal ini memiliki makna
:
1. Tuhan Yesus tidak
menginginkan mereka lelah dan terlantar, mereka harus dirawat dan digembalakan,
diberi makan (makanan rohani).
2. Bahwa ada banyak
jiwa-jiwa yang sebenarnya haus akan Injil, mereka membutuhkan Injil, yaitu
kabar baik. Karena hanya Injil yang bisa memberikan kelegaan dan menggembalakan
jiwa mereka (Rom 1:16). Tuhan membutuhkan pekerja-pekerja agar memberitakan
Injil atau Kebenaran Tuhan yang sejati. Tuhan
tidak mau kerja sendiri, Ia memberi kita kesempatan dan kehormatan bekerja di
ladangNya.
SIAPAKAH TUAIAN INI DI ZAMAN KITA SEKARANG
2. Orang-orang yang di
dalam gereja
Mereka adalah orang-orang yang datang ke gereja tetapi
mereka lelah, capek hati atau susah hati dalam hidupnya. Mereka kelihatan baik-baik saja, senyum ketika di
gereja tetapi sebenarnya hati mereka gersang, bosan, ke gereja hanya rutinitas.
Ditambah lagi dengan masalah-masalah hidup yang mereka alami. Masalah ekonomi,
keluarga, sakit penyakit, masalah hubungan-hubungan. Mereka sudah datang
ke gereja mendengarkan Firman Tuhan, sudah di doakan, tetapi tidak mendapat
jawaban, mengapa, karena sering kali kebenaran yang mereka dengar tidak
menjawab kebutuhan jiwa mereka.
Kita sebagai pekerja harus menolong mereka dari
kelelahan mereka.
MENJADI PEKERJA ATAU PENUAI
Tuhan Yesus berkata
kepada murid-murid saat itu agar meminta
pekerja-pekerja kepada yang empunya tuaian itu. Saat itu baru sedikit orang
yang percaya Yesus. Apakah permintaan kita sekarang juga demikian ?
Sekarang bagi kita
adalah lebih tepat kita berkata :Tuhan
pakailah aku mejadi penuai jiwa. Tuhan mau kita menjadi pekerja-pekerja
untuk menuai jiwa-jiwa, yang di luar maupun yang di dalam gereja
Bagaimana kita menjadi pekerja-pekerja yang baik
1. Memahami bahwa kita
hidup bukan untuk diri sendiri (2 Kor 5:15
2. Memiliki belas kasihan
terhadap jiwa-jiwa seperti Tuhan Yesus.
Bagaimana hati kita melihat jiwa-jiwa, apakah kita
gelisah melihat jiwa-jiwa yang belum mengenal Tuhan dan yang lelah dan
terlantar ?
3. Memahami kebenaran
Firman Tuhan dengan benar dan hidup di dalamnya. Supaya kita bisa menyampaikan kebenaran
yang murni, karena jiwa seseorang hanya bisa digembalakan oleh Firman Tuhan.
Itu sebabnya kita tidak boleh mengurangi kebenaran
Injil Tuhan atau memelintir Injil, dengan mengajarkan hal-hal yan tidak sesuai
dengan Injil, Kabar Baik tersebut.