Di dalam Alkitab kita sering menemukan kata terang. Dalam bahasa Ibrani untuk kata terang ini adalah owr (אוֹר). Dalam bahasa Yunani Phos (φῶς). Kalau Alkitab berbicara mengenai terang yang dikaitkan dengan kehidupan rohani maka biasanya hal itu tidak bertalian dengan cahaya yang dapat ditangkap oleh mata, tetapi terang menjadi gambaran atau ilustrasi secara figuratif sebuah kualitas hidup seseorang. Terang menunjuk kepada dua hal:
Pertama, terang merupakan lambang atau menunjuk kebenaran dan kesempurnaan kelakuan hidup sesuai dengan hukum, jugadidalamnya mengandung unsur pengenalan yang benar akan Allah.
Dalam Alkitab, orang yang hidup dalam pelanggaran hukum dikatakan sebagai orang yanghidup dalam gelap. Hal ini hanya khusus berlakupada jaman Perjanjian Lama, dimana manusia masih hidup dibawah hukum (torat). Pada jaman itu belum ada anugerah keselamatan dengan fasilitasnya (penebusan, Roh Kudus, Injil dan penggarapan Allah melalui segala perkara). Tanpa fasilitas keselamatan, manusia belum bisa dibawa kepada rancangan Allah semula. Jadi mereka tidak dituntut untuk menjadi sempurna seperti Bapa.
Umat Perjanjian Lama hanya dituntut untuk hidup sesuai dengan hukum dan peraturan agama (bagi orang Yahudi menurut hukum Torat). Tuhan Yesus sendiri menyatakan bahwa melakukan hukum merupakan ukuran kualitas hidup pada jaman itu dimana mereka masih hidup dalam suasana Perjanjjian Lama. Dari pernyataan Tuhan Yesus sangatlah jelas bahwa orang yang melakukan hukum berarti memiliki hidup yang kekal dan memiliki kualitas hidup yang baik (Mat 19:16-19). Tentu kebaikkannya belumlah kebaikan sempurna yang dirancang oleh Tuhan.
Pada jaman anugerah orang yang hanya mengerti hukum masih berkategori gelap, sebab standar yang Tuhan kehendaki di jaman anugerah (dimana keselamatan sudah disediakan) adalah mengerti kehendak Tuhan dan melakukannya dengan sempurna. Inilah yang dikatakan Tuhan Yesus yang “sempurna” (Mat 19:21). Umat Perjanjian Baru adalah manusia yang dirancang untuk menemukan kembali kemuliaan Allah yang hilang. Mereka harus sempurna seperti Tuhan Yesus. Dengan demikian di jaman Perjanjian Baru orang yang hidup sesuai dengan hukum belum tentu sudah berkategori hidup di dalam terang. Sebagai perbandingan dengan umat Perjanjian Lama, walaupun umat Perjanjian Lama bisa melakukan hukum-hukum Tuhan dengan baik, tetapi kualitas hidup mereka belumlah ideal sesuai manusia yang dirancang semula oleh Allah. Jadi sesungguhnya tokoh-tokoh Perjanjian Lama sehebat apa pun mereka, mereka belum menemukan atau mengenakan kemuliaan Allah yang hilang (Ro 3:23).
Dari sudut pandang Perjanjian Baru hanya orang yang mengerti atau mengenal kehendak Tuhan dan melakukannya berarti hidup dalam terang (2Kor 4:6). Jadi kalau orang percaya tidak mengerti kehendak Tuhan dan tidak mengenal Tuhan dengan baik berarti belum hidup di dalam terang (walau sebaik apa pun orang tersebut secara moral umum).
Orang yang hidup di dalam terang adalah orang-orang yang berjalan sepikiran dan seperasaan dengan Tuhan. Kurang dari itu berarti belum hidup di dalam terang. Orang yang hidup di dalam terang melakukan segala sesuatu sesuai dengan keinginan dan komando Tuhan. Itulah sebabnya orang percaya harus memiliki pikiran dan perasaan Kristus.
Tentu saja tindakan yang sesuai dengan kehendak Allah adalah perbuatan kasih sebab semua tindakan diluar kehendak dan komando-Nya bukan kasih sebaik apa pun perbuatan tersebut (hal ini khusus untuk umat Tuhan Perjanjian Baru). Dengan demikian kita bisa mengerti mengapa Firman Tuhan mengatakan bahwa dalam Tuhan Yesus ada terang manusia, artinya hanya melalui Tuhan Yesus seseorang bisa mengerti kehendak Bapa dengan sempurna (Yoh 1:4). Hanya Tuhan Yesus yang mampu mengerti dan melakukan keinginan Bapa. Dan Dia membawa orang percaya untuk memiliki kehidupan yang serupa.
Kedua terang adalah lambang atau menunjuk sukacita dan kegembiraan, didalamnya mengandung unsur jaminan perlindungan atas hidup dan ketenangan jiwa (Maz 27).
Bagi orang Yahudi terang adalah lambang sukacita dan kebahagiaan. Orang yang hidup tanpa sukacita dikatakan sebagai hidup dalam gelap. Pada jaman Perjanjian Lama, sukacita dan kegembiraan hidup manusia pada umumnya bertumpu pada pemenuhan kebutuhan jasmani, seperti hasil panen baik dengan berlimpah, menang atas musuh, tidak terkena epidemi penyakit, memiliki Kerajaan yang jaya dan lain sebagainya yang berorientasi pada hal-hal duniawi. Itulah sebabnya bila Perjanjian Lama berbicara mengenai berkat maka hal ini pada umumnya menunjuk pada pemenuhan kebutuhan jasmani semata-mata. Jadi, walau pun manusia telah jatuh dalam dosa tetapi manusia pada umumnya masih bisa memiliki kegembiraan yang ditopang oleh fasilitas dunia ini, tetapi mereka tidak bisa memiliki damai sejahtera di dalam Tuhan seperti umat Perjanjian Baru.
Berbeda dengan jaman anugerah. Masuk jaman Perjanjian Baru tumpuan atau landasan sukacita dan kegembiraan hidup berbeda. Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus (Ro 14:17). Damai sejahtera yang dimaksud ayat ini sama dengan damai sejahtera yang diberikan oleh Tuhan Yesus yang “berbeda dengan dunia ini” (Yoh 14:27). Paulus mengatakannya sebagai damai sejahtera yang melampaui segala akal (Fil 4:7).
Bila Perjanjian Baru berbicara mengenai berkat maka hal ini pada umumnya lebih menunjuk pada keselamatan, yaitu bagaimana seseorang dijadikan sempurna. Orientasi berpikir orang percaya adalah langit baru dan bumi baru, sementara masih hidup dan tinggal di bumi, maka segenap hidupnya harus diarahkan untuk proses penyempurnaan dan pelayanan bagi pekerjaan Tuhan. Tujuan hidup orang percaya hanyalah langit baru dan bumi yang baru dimana Tuhan Yesus sudah menunggu kita semua. Sementara masih di bumi ini orang percaya bisa menikmati damai sejahtera Tuhan yang tidak ditopang oleh fasilitas dunia.
Sesungguhnya terang yang mengandung duaelemen yaitu mengenal Tuhan dan melakukan keinginan-Nya (bukan sekedar melakukan hukum) dan sukacita damai sejahtera di dalam Tuhan telah hilang. Hidup dalam terang yang ideal tidak lagidimiliki manusia sejak manusia jatuh kedalam dosa. Manusia tidak lagi mampu mengenal Tuhan dengan baik dan tidak mampu melakukan kehendak-Nya dan manusia tidak memiliki damai sejahtera Allah yang ideal.
Akibat manusia jatuh dalam dosa memang manusia tidak menjadi manusia yang rusak moralnyasama sekali, artinya tidak hidup dalam gelap sama sekali Manusia tidak berubah menjadi binatang. Manusia masih tetap bisa berbudi baik dan santun, tetapi manusia tidak memiliki pengenalan akan Allahdan tidak mampu melakukan kehendak Allah, artinya manusia tidak bisa memiliki kehidupan dalam terang secara ideal. Manusia juga telahkehilangan damai sejahtera, sukacita jiwa yang tertopang oleh Roh Kudus. Manusia hidup dalam takut cemas, kuatir dan berbagai perasaan negatif lain. Untuk menanggulangi hal itu manusia berusaha mencari berbagai fasilitas yang disediakan dunia. Di sini banyak orang terjebak dalam penyembahan kepada obyek di luar Allah.
Tuhan Yesus datang ke dalam dunia memberi terang. Firman Tuhan berkata bahwa dalam dia ada hidup, dan hidup itu terang manusia (Yoh 1:4-5). Apa maksudnya? Kalimat ini ternyata berhubungan dengan pernyataan Tuhan dalam Yoh 14:6 dan Yoh 10:10, bahwa Tuhan Yesus datang untuk memberi hidup supaya manusia hidup di dalam kelimpahan.Kata hidup dalam teks-teks tersebut adalah Zoe. Ada dua kata yang diterjemahkan hidup. Yang pertama Bios dan yang kedua Zoe. Bios biasanya digunakan untuk menunjukkan kualitas hidup untuk semua makhluk pada umumnya juga manusia yang belum diperbaharui, tetapi kata zoe biasanya digunakan untuk menunjuk hidup yang bermutu tinggi. Inilah hidup orang-orang yang diperbaharui di dalam Tuhan.
Dalam Yohanes 1:4-5 dikatkan: Dalam Dia ada hidup, artinya ada hidup yang berkualitas tinggi. Oleh karenanya dikatakan bahwa Tuhan memberi hidup dalam kelimpahan. Kata kelimpahan dalam teks aslinya “perissos” yang bisa diterjemahkan abundantly, tetapi juga dapat diterjemahkan very highly, sangat tinggi. Hidup yang sangat tinggi artinya sangat berkualitas atau mutunya tinggi.
Tuhan Yesus datang kedalam dunia memberi terang berarti dua elemen yang telah hilang tadi ditemukan kembali oleh manusia melalui kedatangan-Nya di Bumi. Kedatangan-Nya mengubah dunia. Tetapi bagaimana proses perubahan itu terjadi dalam hidup manusia? Di sini orang percaya memerlukan proses pendewasaan. Gereja melayani jemaat dalam seluruh kegiatannya semata-mata dan sepenuhnya hanya agar jemaat memperoleh terang tersebut.
Kedatangan Tuhan Yesus hendak mengajarkan kehidupan yang mutunya lebih baik. Gereja harus mengajarkan secara lengkap dan utuh, tidak menekankan yang lain. Hidup yang meningkat inilah yang disebut sebagai hidup baru. Menjadi orang percaya adalah pembelajaran mengenakan hidup yang baru. Itulah sebabnya menjadi orang percaya berarti menjadi murid. Kepada orang-orang yang datang kepada Tuhan Yesus, Ia berkata: Belajarlah padaKu (Mat 11:28-29). Dengan demikian kalau dikatakan bahwa terang mengubahkan artinya bahwa kedatangan Tuhan dalam hidup manusiamengajarkan hidup yang baru, sehingga orang yang menerima-Nya mengalami hidup dalam terang.