Hakekat Allah adalah
bekerja. Allah adalah Allah yang aktif berkarya dan penuh inisiatif. Allah
berinisiatif bekerja mencipta langit dan bumi serta isisinya enam hari lamanya.
Dan Tuhan beristirahat pada hari yang ke tujuh.
Demikianlah sebagaimana Allah adalah Allah yang
bekerja maka manusia juga adalah manusia yang bekerja. Kerja merupakan hakekat manusia yang
dijadikan menurut gambar Allah. The
nature of man is a worker.
Alkitab menyindir manusia yang malas dengan menggunakan semut (Ams 6) dan Paulus
dengan tegas mengatakan bahwa yang tidak bekerja jangan diberi makan (1 Tes
3:10)
A. Kerja adalah Perintah Tuhan
Oleh karena kerja adalah hakekat manusia, maka Allah dapat
memberi perintah kepada manusia untuk bekerja karena manusia memiliki potensi
melakukan kerja.
Dalam penciptaan Allah, Allah mencipta dengan sempurna tetapi
dalam keadaan yang “masih harus diteruskan”.
Perlu diphamami bukan Allah tidak mampu meneruskan pekerjaanNya.
Mengapa Allah mencipta dalam keadaan masih haus
diteruskan ?
1.Allah memberikan kehormatan kepada manusia untuk
meneruskan pekerjaanNya. Tuhan memberi mandat kepada manusia untuk mengelola
bumi (Kej 2:15).
2.Hendak
menunjukkan bahwa Allah konsekuen dengan maksudNya menciptakan manusia yang
memiliki hakekat kerja.
3.Jadi sejak semula Allah telah menjadikan manusia itu
untuk menjadi “kawan skerja Allah” dalam mengelola bumi
Bila Tuhan tidak memberikan perintah kerja dan tidak
memberikan peluang untuk bekerja, itu berarti Allah tidak konsisten dan
membunuh hakekat manusia itu sendiri.
Sungguh merupakan sebuah
rancangan yang matang dan sempurna dari Allah Sang Pencipta yang luar biasa.
Allah menyiapkan
fasilitas di alam semesta kemudian manusia bekerja dan mengembangkan dirinya
dan menghasilkan sesuatu untuk kemuliaan Tuhan. Inilah yang disebut mandat budaya.
Dari penjelasan di atas
sangat jelas bahwa
1.Kerja mempunyai “tempat” dalam rencana Allah yang Agung yang dimulai dalam
kekekalan. Dalam rancangan Tuhan ide kerja sudah ada dalam blue print Allah.
2.Kita
jangan berpikir bahwa Adam dan Hawa di Eden hanya makan minum tanpa kerja dan
hanya meyakini nanti Tuhan siapkan karena mereka adalah anak Tuhan.
Alkitab menjelaskan bahwa Adam dan Hawa telah mulai
bekerja di Eden
-
Adam memberi nama
kepada semua binatang (Kej 2:19-20)
-
Perintah Tuhan agar
manusia memelihara dan mengelola (Kej 2:15). Manusia mejadi manager atas bumi
ini.
3.Manusia bekerja dengan kerelaan, kesadaran dan
kesengajaan sebagai pengabdian kepada
Tuhan, yaitu sebagai kawan sekerja Allah yang sehakekat denganNya dalam kerja
B. Hakekat yang Bernilai Kekal
Sekalipun manusia sudah jatuh dalam dosa, perintah
kerja ini tidak pernah dibatalkan. Manusia tetap kerja tetapi sudah salah arah.
Kerja bukan lagi untuk kemuliaan Tuhan tetapi kerja untuk diri sendiri atau
kepentingan diri.
Kepada umat Israel, Tuhan memberikan
perintah : “Jangan
Mencuri”.
Dari perintah ke-8 ini memberikan bukti kepada
kita bahwa perintah kerja itu tidak dibatalkan walaupun manusia sudah jatuh dalam dosa. Perintah Jangan Mencuri memiliki makna :
-
Umat Tuhan dipanggl
untuk menghargai mliki orang lain
-
Umat dipanggil untuk
bekerja mencari nafkahnya dengan tenaga dan keringatnya sendiri
Oleh karena itu, barangsiapa yang tidak mau bekerja,
padahal ia mampu bekerja maka ia telah melanggar perintah Tuhan dan berbuat
dosa kepada Tuhan sekaligus menyangkali hakekatnya sendiri sebagai manusia
kerja, dengan kata lain ia menolak dirinya sebagai manusia yang mulia yang
dicipta segambar dan serupa dengan Allah.
Sorga, dimana kelak kita berada bukanlah alam roh, seperti alam
hantu. Sorga adalah alam fisik yang dapat berinteraksi dengan tubuh
kebangkitan. Tuhan Yesus sendiri memperagakan tubuh kebangkitanNya, bukan tubuh
maya atau tak berdaging. Demikianlah kita kelak akan dibangkitkan dengan tubuh
kemuliaan, fisik tapi dengan kualitas yang baru berbeda dengan tubuh fisik kita
sekarang.
Sorga dalam bahasa Ibrani adalah Samayim, Yunaninya Ouranos yang berarti langit, yang menunjuk alam
semesta yan tak terbatas.
Langit disini bukan “sky”, yang menunjuk langit yang melingkupi bumi kita,
tetapi heaven, yang menunjuk alam
semesta dengan gugusan milyaran planet yang tidak terbatas jumlahnya.
Di dalam Kerajaan sorga nanti,
alam semesta yang tidak terbatas tersebut menjadi sarana kreatifitas kerja
tanpa batas bagi manusia yang telah disempurnakan. Disinilah manusia itu akan
tetap bekerja dan mengelola alam semesta yang tak bertepi ini.
Jadi menjadi nyata bahwa Tuhan merancang hakekat kerja
pada manusia bukan saja untuk di bumi yang kecil ini dan bersifat sementara,
tetapi juga untuk dunia yang akan datang yang luas dan tak terbatas di
kekekalan.
Barangsiapa yang tidak
mau bekerja hari ini dengan motif yang benar, tidak akan dipekerjakan Tuhan
dikekekalan.
C. Kerja sebagai Sukacita Ibadah
“Arti dan Nilai kerja” ditempatkan dalam dua
tempat :
1.Ditempatkan dalam rencana penciptaan alam semesta
(sudah dijelaskan di atas)
Manusia dipercayai untuk mengelola alam semesta atau
kawan sekerja dalam meneruskan dan mengelola alam semesta
2.Ditempatkan
juga dalam rencana Allah untuk menyelamatkan dunia ini melalui karya Salib.
Manusia dipercayai untuk meneruskan karya keselamatan
dalam Yesus Kristus atas orang berdosa. Menjadi kawan sekerja Allah dalam
meneruskan karya penyelamatan Yesus bagi manusia berdosa
Jadi betapa bernilainya nilai kerja itu, betapa berartinya arti
kerja itu. Kerja itu mulia.
Di dalam kedua hal inilah manusia dilibatkan untuk mengambil
bagian dalam rencana penyelamatan Allah atas dunia ini. Manusia mejadi kawan
sekerja Allah dalam meneruskan karya penciptaan dan menjadi kawan sekerja Allah
dalam meneruskan karya keselamatan manusia. Itulah sebabnya karya keselamatan
melalui korban Kristus “masih dalam keadaan harus diteruskan”. Karya keselamatan Kristus ini tidak boleh berhenti
hanya di Kalvari tetapi harus sampai ke ujung bumi.
Apa
hubungan karya penyelamatan Kristus dengan bekerja ?
1.Orang percaya dipanggil untuk turut serta dalam
pelebaran kerajaan Allah melalui penginjilan, yaitu :
a.Memperkenalkan Yesus sebagai Juruslamat kepada orang
yang belum mengenal Yesus
b.Mendewasakan rohani umat Tuhan melalui proses
pemuridan
2.Penyelenggaraan
pelebaran Kerajaan Allah ini membutuhkan sarana.
Sarana tersebut dimulai dari manusia itu sendiri
sebagai pelaku sampai semua fasilitas pelayanan seperti : uang, transportasi,
gedung, alat music, dll.
Anak-anak Tuhan
dipanggil untuk bekerja menyiapkan semua
fasilitas ini disamping ia bekerja untuk nafkah hidup dan keluarganya.
3.Kerja
manusia bagi Allah berdampak kekal (Yoh 15:16-17)
Berdampak kekal disini maksudnya adalah bahwa hasil
kerja anak-anak Tuhan untuk memenuhi kebutuhan pelayanan diperhitungkan Tuhan
di kerajaan kekalNya nanti.
4.Tempat bekerja atau profesi dimana anak-anak Tuhan
dipanggil adalah tempat atau ladang misinya masing-masing (pedagang, pengusaha,
guru, karyawan, dokter, hakim, pengacara, jaksa, petani, dll). Oleh karena itu
anak-anak Tuhan harus memberikan yang terbaik atau memberi diri bagi
kepentingan penerusan Karya penyelamatan Tuhan bagi dunia ini.
Tidak salah rasanya jika kita menyebutkan bahwa kita
adalah Penginjil yang di tempat kita masing-masing.
Akhirnya jika semua anak-anak Tuhan memahami bahwa
kita kerja diperuntukkan bagi Tuhan, maka :
1.“Kerja”
tidak lagi menjagi beban tetapi kerja merupakan sukacita pengabdian bagi
Tuhan. Kerja menjadi sesuatu yang menggembirakan. Dan tidak berlebihan jika
kita katakan Tuhan pasti memberkati jerih lelah kita dan diperhitungkan di
kekekalan.
2.Ukuran sukses kerja seseorang bukan seberapa tinggi
pencapaiannya, tetapi apakah melakukan pekerjaan tersebut dan hasilnya untuk
kemuliaan Tuhan dan mendukung penerusan karya keselamatan Tuhan di bumi ini.
3.Oleh sebab itu kerja harus dibersihkan dari
motif-motif yang salah yang dapat merusak arti, nilai dan tujuan dari “kerja”
D. Hidup adalah Ibadah kepada Tuhan
Kita tidak boleh memisahkan ibadah kepada Tuhan dengan
kehidupan sehari-hari. Ada yang menganggap bahwa ibadah kepada Tuhan adalah
bagian dari hidup ini. Mereka mempersempit ibadah dengan mengelompokkan sebagai
berikut : berdoa, menyanyikan nyanyian rohani, ke gereja. Sedangkan bekerja di
kantor, olah raga, rekreasi, makan, minum, dll bukanlah ibadah.
Yang benar adalah bahwa ibadah itu menyangkut seluruh
kehidupan kita (Rom 12:1). Baik itu kegiatan di dalam gereja maupun di
luar gereja.
Bila kita memisahkan kedua hal di atas, kita akan
menyebut ke gereja itu hal rohani sedangkan bekerja hal duniawi. Ini pemahaman
yang keliru dan berbahaya.
Dunia kita adalah ciptaan Tuhan bukan ciptaan Iblis.
Semua yang Tuhan ciptakan adalah baik. Pemberontakan manusia merusak segalanya.
Akibatnya perbuatan manusia bertentangan dengan kehendak Tuhan. Melalui
kedatangan Yesus ke dunia, Ia mengembalikan kepada maksud Allah yang semula
mengenai dunia ini diciptakan.
Seluruh hidup kita adalah milik Tuhan (Rom 11:36).
Jika seluruh hidup kita adalah miliki Tuhan :
1.Seluruh gerak-gerik atau irama hidup kita adalah irama
pujian dan penyembahan kepada Tuhan
2.Bersedia
tidak mencari penghormatan bagi diri sendiri dari dunia ini (melalui uang,
harta, orang lain, dll). Hanya Tuhan yang layak dipuji.
3.Seluruh
hidup kita adalah pengabdian kepada Tuhan.
Kita sangat rela memberikan segenap hidup untuk
melayani Tuhan.
Inilah irama hidup orang benar. Seluruh hidup adalah suatu
harmoni yang indah dari semua kegiatan yang kita lakukan, yang nada-nadanya
menyenangkan hati Tuhan.
1 Kor 10:31, Luk 4:8